Berita Nasional

Menko Luhut Binsar Pandjaitan Marah Besar Usai Indonesia Kini Disamakan Dengan Sri Lanka, Sebut Data

Luhut kesal dengan sejumlah pihak yang menyamakan kondisi Indonesia dengan Sri Lanka yang tengah mengalami kebangkrutan.

Editor: Slamet Teguh
tribunnews
Menko Luhut Binsar Pandjaitan Marah Besar Usai Indonesia Kini Disamakan Dengan Sri Lanka, Sebut Data 

TRIBUNSUMSEL.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kini tengah marah besar. Hal tersebut tak lepas karena status Indonesia.

Diketahui kini banyak pihak yang menyamakan kondisi Indonesia dengan Sri Lanka.

Kini, diketahui kondisi di Sri Lanka tengah kacau dan terancam kebangkrutan.

Luhut kesal dengan sejumlah pihak yang menyamakan kondisi Indonesia dengan Sri Lanka yang tengah mengalami kebangkrutan.

Ia dengan keras meminta agar mereka yang mengkritik kembali membaca data yang ada dengan benar.

Luhut menegaskan perekonomian Indonesia berbeda dengan Sri Lanka yang tengah mengalami kebangkrutan.

Luhut pun geram jika ada pihak yang mengatakan kondisi perekonomian Indonesia disamakan Sri Lanka.

"Kalau ada yang ngomong kita mau disamakan dengan Sri Lanka, bilang dari saya, sakit jiwa itu. Lihat data-data yang baik. Suruh datang ke saya dia," ucap Luhut di Jakarta kepada Tribunnews.com, Jumat (15/7/2022).

Meski saat ini Indonesia sedang menghadapi situasi sulit karena tidakpastian global, Luhut meminta semua pihak untuk kompak. 

"Jangan kepentingan politiknya dibikin-bikinin. Kalau untuk kepentingan dalam keadaan sulit ini, kita harus kompak, jangan digunakan hal-hal itu," imbuhnya. 

"Jangan membohongi rakyatnya. Itu saya tidak suka melihat itu untuk dia populer, dia bikin berita-berita bombastis yang membohongi rakyat. Itu saya pikir tidak adil dan tidak benar," imbuh Luhut.

Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan kondisi perekonomian Indonesia tidak akan mengalami nasib seperti Sri Lanka.

Sebab, Indonesia memiliki ketahanan yang lebih baik.

Sehingga, mampu mencegah kondisi kebangkrutan.

"Seluruh dunia sekarang menghadapi konsekuensi dari geopolitik dalam bentuk kenaikan harga bahan-bahan makanan dan energi yang mendorong lebih tinggi lagi inflasi, setelah tadinya sudah meningkat akibat pandemi," ucapnya, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Sabtu (16/7/2022).

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved