Berita Viral

Jerit Tangis Keluarga di Makam Siswi MTS yang Meninggal, Di-bully 9 Teman saat Akan Salat Dzuhur

Isak tangis menaungi keluarga seorang siswa MTS di Kotamobagu, saat melihat jenazah sang anak di makamkan. meninggal dunia setelah dianiaya oleh 9 tem

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
ig/rumpi_gosip/campismedia
Isak Tangis Keluarga Siswi MTS Kotamobagu Dimakamkan Usai Tewas Di-bully 9 Teman, Diikat-Ditendang 

Saait itu, aksi perundungan tidak diketahui oleh pihak sekolah, hingga keesokan harinya korban mengalami sakit dan sempat dirawat di Rumah Sakit Pobundayan Kotamobagu.

"Kemudian dirujuk di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Kandou Manado, hingga korban meninggal dunia pada Minggu (12/6/2022)," kata Dewa.

Selepas kepergian BT, salah satu keluarga korban melaporkan bahwa BT menjadi korban perundungan di sekolah.

Baca juga: Nasib Arya Saloka di Ikatan Cinta, Suami Putri Anne Resmi Keluar, Nama Tak Ada di Daftar Pemain

BT bukan satu-satunya korban perundungan di sekolah tersebut. Ternyata, pelaku juga mengincar 4 anak lainnya, termasuk APB (13).

APB merupakan anak dari Kasat Pol PP Bolaang Mongondow, Zulfadly Binol. Sama seperti BT, APB pun juga dirundung oleh pelaku yang sama.

Polisi telah memeriksa sembilan siswa, beberapa di antaranya diduga sebagai pelaku.

Kapolres Kotamobagu AKBP Irham Halid melalui Kasi Humas Iptu I Dewa Dwi Adyana mengatakan, informasi awal diperolah bahwa perundungan (bullying) tersebut terjadi di area sekolah.

Penyidik juga telah melakukan pemeriksaan terhadap kesembilan pelajar diduga yang mengetahui kejadiaan penganiayaan tersebut.

Saat diperiksa, sembilan pelajar ini didampingi oleh unit pelaksana teknis dinas (UPTD) Dinas Perlindungan Anak, dan para orangtua.

"Dari hasil pemeriksaan, penyidik menduga ada beberapa pelajar sebagai pelakunya. Namun karena masih di bawah umur, sehingga para pelaku masih dalam pengawasan orangtua sambil menunggu proses penyidikan selesai," jelas Dewa.

Sementara itu, Kordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengatakan, sekolah harus memberikan jaminan perlindungan dan rasa aman kepada semua anak.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved