Petani Inovatif HUT Tribun Sumsel

Bio Urine Sapi, Pupuk Murah Alami dan Ramah Lingkungan

Dengan mayoritas masyarakat usaha pengembangan ternak khususnya sapi Bali secara ekonomi sangat menjanjikan selain pemeliharaan dan pemasarannya mudah

Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM
Supriaji (52) petani inovatif asal Muara Enim ubah urine sapi jadi pupuk ramah lingkungan 

TRIBUNSUMSEL.COM - Meski hanya lulusan SMP, namun siapa sangka inovasi yang ditemukan oleh Supriaji (52) warga RT 04 Kp 1 Desa Karang Endah, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, sangat bermanfaat terutama bagi para petani.

Berlatar belakang potensi sumber daya alam yang melimpah seperti tersedianya Hijauan Makan Ternak dan sumber air sepanjang tahun, dan didukung Sumber Daya Manusia (petani ternak) yang selalu ulet dan tekun serta teknologi budidaya ternak secara benar, menjadikannya seorang petani yang handal.

Dengan mayoritas masyarakat usaha pengembangan ternak khususnya sapi Bali secara ekonomi sangat menjanjikan selain pemeliharaan dan pemasarannya mudah, juga bisa mendapatkan penghasilan secara ganda yaitu hasil produk utama berupa daging, bibit dan produk sampingan berupa pupuk organik padat, pupuk organik cair dan biogas.

"Saya lihat setiap hari Sapi tersebut banyak menghasilkan tinja dan urine. Kalau tinja bisa untuk pupuk dan sebagainya, tapi kalu urine terbuang saja. Makanya saya berpikir bagaimana bisa dimanfaatkan dan bisa bernilai ekonomis," ujar Supriaji yang juga menjadi Ketua Kelompok Tani Karya Bersama Desa Karang Endah Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim ini.

Menurut Supriaji, atas dasar ketersediaan bahan baku yang melimpah tersebut dan tingginya harga pupuk kimia, akhirnya ia berpikir dan mendapatkan ide untuk memanfaatkan urine Limbah sebagai produk sampingan bernilai Ekonomis yang sebagai pupuk Organik Cair (POC), Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dan Pestisida Nabati yang sangat ramah lingkungan.

Adapun cara membuatnya, lanjut Supriaji, pertama-tama siapkan bahan dan peralatannya. Untuk bahannya Urine Sapi (Tidak Bunting) 20 Liter, Gula Merah atau Tetes Tebu 1 Kg/ 1 Liter, Empon-empon (Lengkuas, Kunyit, Temu Ireng, Brotowali, Serai) masing-masing 0,5 Kg, Air Rendaman Kedelai 1 Gelas / Urea 1 Sendok Makan, EM4 50 CC (Dekomposer) dan Air 4 Liter. Sedangkan peralatannya yakni Kuali / Panci, Blender, Tangki, Sendok, Ember, Jerigen, Pengaduk, Pisau. Setelah bahan dan peralatan disiapkan, langkah selanjutnya giling empon empon/Blender/tumbuk sampai halus. Kemudian rebus empon-empon hingga mendidih, setelah itu diangkat dan biarkan hingga dingin.

Lalu, rajang gula merah sampai halus dan campurkan semua bahan (Urine, gula merah, Urea, rebusan emponempon, EM4) aduk hingga merata.

Dan proses terakhir, masukkan semua bahan dalam jerigen untuk permentasi selama 21 hari yang setiap hari tutupnya harus dibuka untuk mengeluarkan gas nya.

Setelah 21 hari barulah kita cek hasil permentasinya, apabila tercium bau seperti tapai dan cairannya bewarna kecoklatan berarti permentasinya berhasil dan siap diaplikasikan ke tanaman sebagai pupuk Bio Urine Sapi.

Untuk cara pengaplikasian ke tanaman, sambung Supriaji, 1 : 10 yakni 1 liter Bio Urine Sapi kita campurkan dengan 10 liter air.

Setelah kita campur pupuk siap diaplikasikan ke tanaman.

"Namun yang perlu diingat di dalam pengaplikasian tanaman sebaiknya digunakan pada pagi atau sore hari karena di dalam Bio Urine Sapi ini banyak terkandung zat-zat atau renik-renik yang hidup sehingga jika terkena panas matahari mereka akan mati dan tidak berfungsi pada tanaman. Dalam penggunaannya diaplikasikan dengan interval 1 Minggu 1 kali," jelas Supriaji.

Masih dikatakan Supriaji, dengan menggunakan bionuriens Sapi ini kita akan mendapatkan dua kelebihan yakni sebagai zat perangsang tumbuh dan pestisida nabati yang sangat dibutuhkan para petani dalam mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman.

Manfaat Bio Urine Sapi bagi lingkungan adalah Pupuk organik yang di hasilkan mempunyai kelebihan tersendiri antara lain mempunyai kandungan unsur hara yang lengkap, mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga tanah menjadi gembur, sehat dan mampu menyerap unsur hara dengan baik sehingga tanaman bisa tumbuh dengan sempurna serta yang lebih penting lagi adalah murah, aman dan ramah lingkungan.

Sedangkan bagi petani, bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik menjadi kebutuhan yang urgen petani, dimana kondisi yang krisis keuangan seperti sekarang ini petani sangat sulit/ kurang mampu membeli pupuk kimia walaupun dengan harga subsidi, oleh karena itu kita dorong petani untuk membuat pupuk sendiri dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi.

"Semoga dengan inovasi ini, bisa bermanfaat dalam mengatasi pupuk kimia yang semakin mahal serta menjadi salah satu solusi bagi para petani mengatasi pupuk di Indonesia," harap Supriaji.(ari)

BIODATA PETANI

Judul : Bio Urine Sapi
Tempat/Tanggal Lahir : Kediri, 15 Desember 1970
Pendidikan Terakhir : SMP Pekerjaan : Petani
Alamat Rumah : RT 04 Kp. 1 Desa Karang Endah, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim
Jabatan : Ketua Kelompok Tani Karya Bersama Desa Karang Endah Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim.
Link Video Inovasi : https://youtu.be/c2aG8awz6bs

Bahan Dan Alat - Bahan : Urine Sapi (Tidak Bunting) 20 Liter, Gula Merah atau Tetes Tebu 1 Kg/ 1 Liter, Empon-empon (Lengkuas, Kunyit, Temu Ireng, Brotowali, Serai) masing-masing 0,5 Kg, Air Rendaman Kedelai 1 Gelas / Urea 1 Sendok Makan, EM4 50 CC (Dekomposer) dan Air 4 Liter - Alat : Kuali / Panci, Blender, Tangki, Sendok, Ember, Jerigen, Pengaduk, Pisau.

Langkah Kerja :
1. Giling empon-empon / Blender/tumbuk sampai halus
2. Rebus empon-empon hingga mendidih
3. Angkat dan biarkan hingga dingin
4. Rajang gula merah sampai halus 5. Campurkan semua bahan (Urine, gula merah, Urea, rebusan emponempon, EM4) aduk hingga rata
6. Masukkan semua bahan dalam jerigen dan diamkan selama 21 hari.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved