Breaking News

Penyiraman Air Keras di Kertapati

Kronologi Satu Keluarga Disiram Air Keras di Kertapati, Berawal Orang Tak Dikenal Masuk Rumah

Kronologi satu keluarga disiram air keras di Kertapati, berawal orang tak dikenal masuk rumah.

Penulis: Rachmad Kurniawan | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/RACHMAD KURNIAWAN
Kronologi satu keluarga disiram air keras di Kertapati. Astari, salah satu korban disiram air keras menunjukkan bekas cipratan air keras di seng rumahnya, Jumat (3/6/2022). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kronologi satu keluarga disiram air keras di Kertapati, berawal orang tak dikenal masuk rumah.

Tujuh orang lima di antaranya terdiri dari satu keluarga dan dua warga lainnya menjadi korban siraman air keras kini masih dirawat di rumahnya dan telah membuat laporan polisi di Polsek Kertapati, Jumat (3/6/2022).

Peristiwa itu terjadi pada Kamis malam (2/6/2022) sekitar pukul 20:30 WIB.

Astari (45) salah satu korban menceritakan kronologi peristiwa menegangkan yang menimpa empat orang keluarganya itu.

"Awalnya ada yang berkelahi di lorong sebelah kami, gara-gara selisih paham. Waktu habis Maghrib kemarin. Lalu bubar, " kata Astari saat dijumpai di rumahnya di Lorong Banten, Kelurahan Kemas Rindo, Kertapati.

Namun ternyata keributan kembali terjadi dengan jumlah orang yang lebih banyak. Ada yang masih remaja dan orang dewasa berjumlah sekitar 20 orang.

Ada orang yang tidak dikenal yang masuk ke dalam rumah lalu keluar lewat pintu belakang untuk menghindari kejaran massa.

"Tidak tahu mereka cari siapa. Ada orang yang tidak kami kenal masuk rumah lalu keluar rumah kami. Rombongan itu masuk ke lorong kami mencari orang itu jumlahnya lebih banyak. Mungkin yang tadi berkelahi mengajak warga lainnya, " katanya.

Nahasnya ada salah satu warga sekitar bernama Deni (17) yang baru pulang salat Isya bertemu dengan rombongan massa yang mencari orang yang dimaksud. Karena takut ia pun lari ke arah rumah korban.

Sedangkan tiga korban lainnya yakni Zamzami, Astari kakak ipar, dan Maleha yang sedang duduk di depan rumah.

"Ada warga RT lain, Deni namanya ketemu rombongan pelaku di dalam lorong dan ikut dikejar, lari kesini. Terus ada kakak saya dan warga juga lagi duduk di depan warung. Deni tadi sudah kena siram duluan. Rombongan pelaku masuk terlihat membawa parang, pedang dan air keras, " jelasnya.

Baca juga: Honorer Dihapuskan 2023, Pemkot Lubuklinggau Akui Pakai Pegawai Kontrak

Di sela keributan terjadi Astari mencari keponakannya yakni Syariani (13) karena takut ikut menjadi sasaran.

"Aku juga sempat cari Rian, takutnya dia ikut kena. Setelah ketemu dia pulang, saat keributan itu dia ikut kena serangan parang di kepalanya, dan mengalami luka jahitan, " ungkapnya.

Sebagian pelaku masuk ke rumah Astari sambil mengibas dan menyiramkan air keras ke dalam rumah dan mengenai kedua kakaknya yakni Meni (54) dan Maleha (58).

"Kakak saya yang lagi di dalam rumah kena siraman air keras di wajah," katanya.

Selain masuk ke dalam rumah, pelaku juga menyiram air keras di depan rumah dengan cara mengibas-ngibaskan kantong plastik dan terkena tiga orang korban.

"Jadi yang kena saya, kedua kakak saya, kakak ipar, keponakan, dan dua orang warga RT lain Deni dan Zamzami, " ujarnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved