Berita OKI

Alasan Peternak Sapi di OKI Tak Stok Hewan Kurban Meski Lebaran Haji Sudah Dekat

Peternak dan pengusaha sapi di OKI tidak akan menyiapkan sapi untuk persiapan kurban meskipun sudah mendekati hari raya Idul Adha

TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO
Peternak sapi di Kelurahan Kutaraya Kecamatan Kayuagung Kabupaten OKI, Kamis (2/6/2022) sore 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Meskipun sudah mendekati hari raya Idul Adha 1443 Hijriah.

Namun permintaan masyarakat terhadap hewan qurban seperti sapi dan kambing di Kabupaten Ogan Komering Ilir masih terbilang sepi. 

Hal tersebut juga membuat para peternak dan pengusaha sapi tidak akan menyiapkan sapi untuk persiapan kurban.  

Apalagi ditengah tingginya harga sapi asal Lampung akibat adanya penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta diberlakukan pajak 10 persen untuk pembelian 4 ton sapi.

"Sejak mendekati Lebaran Idul Fitri lalu harga sapi hidup nya naik Rp 8.000 perkilo. Kalau biasanya Rp 47.000 sapi hidup sekarang Rp 55.000. Tentunya harga ini terbilang sangat mahal berapa lagi mau dijual," kata H. Jahri peternak asal Kelurahan Kutaraya Kecamatan Kayuagung, Kamis (2/6/2022) sore.

Lebih lanjut disampaikan, jika sekarang sapi yang milikinya hanya untuk memenuhi stok daging penjualan di pasar.

"Alhamdulillah meskipun harga jual perkilogram masih diangka Rp 170.000 perkilogram dan harga daging untuk bakso Rp 120.000 dan tulang Rp 120.000 perkilogram," 

"Namun setiap harinya 2 ekor sapi dipotong disini dan habis terjual di pasar," beber dia.

Dikatakan saat ini stok sapi yang ada kandangnya sekitar 30 sampai 50 ekor dengan jenis Limosin, sapi jawa dan lainnya.  

Rata-rata beratnya mencapai 300 – 400 kilogram dengan harga jual saat ini Rp 28.000.000 per ekor.

Sedangkan sapi kurban biasanya beratnya dibawah 200 kilogram dengan harga maksimal Rp 22.000.000 per ekor. 

"Saat ini juga jangankan yang pesan yang tanya untuk persiapan kurban tidak ada. Memang jauh berubah dibanding tahun-tahun sebelumnya ada dari masjid yang pesan sekarang tidak lagi," tegasnya.

Menurutnya untuk menjaga agar sapinya tidak terserang PMK, dirinya mengintruksikan kepada karyawan agar memandikan sapi dua kali sehari.

"Selain itu sapi yang berasal dari Lampung juga sudah divaksin. Serta memberikan suntikan antibiotik," ucap Jahri.

Baca juga: Remaja 15 Tahun di OKI 8 Kali Curi Motor, Uang Hasil Kejahatan Habis Untuk Top Up Game Online

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Disbunak OKI, Imlan Khairum mengimbau bagi para peternak untuk mengawasi ternaknya agar tidak terserang PMK. 

Dengan gejala klinis demam tinggi 39-41 derajat selcius air liur berlebihan dan berbusa, timbul sariawan pada rongga mulut dan lidah.

Pincang dan luka pada kaki teracak,tidak mau makan, sulit berdiri atau gemetar napas cepat.

"Jika ditemukan gejala berikut agar segera melaporkan kepada petugas dan pisahkan dari hewan lainnya," terangnya singkat.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved