Liputan Khusus Tribun Sumsel
LIPSUS: Belum Vaksin Siap-siap Pulang, Calon Jemaah Haji Positif Covid-19 Dikarantina Dulu (1)
Tidak ada aturan khusus saat di Arab Saudi. Sebab sejak April lalu di tempat-tempat umum boleh buka masker. Untuk itu yang ditekankan vaksinasi.
- Embarkasi Palembang Mulai Berangkat 19 Juni 2022
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pemerintah Arab Saudi sudah mencabut aturan kewajiban memakai masker di luar ruangan dan aturan menjaga jarak. Kebijakan itu juga berlaku di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan seluruh masjid di negara itu.
Meskipun begitu menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI, Ahmad Abdullah, calon jemaah haji tetap diimbau memakai masker.
"Secara umum pemerintahan Arab Saudi sudah membuka untuk Prokes. Namun kita tetap mengimbau kepada jemaah agar memakai masker," kata Ahmad Abdullah saat di Auditorium Bina Praja beberapa waktu lalu.
Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan untuk jaga-jaga karena masih masa transisi antara pandemi dan endemi. Walaupun Presiden juga sudah memperbolehkan buka masker tapi untuk jaga-jaga akan lebih baik.
"Memang tidak ada aturan khusus saat di Arab Saudi. Sebab sejak April lalu di tempat-tempat umum boleh buka masker. Untuk itu yang ditekankan vaksinasi, maka seluruh CJH harus sudah divaksin sampai vaksin booster," ungkapnya
Menurutnya, vaksin ini harus diselesaikan. Karena khawatir kalau belum vaksin disuruh pulang, jangan sampai gagal berangkat hanya gara-gara vaksin.
"Kita memberikan kesempatan pada jemaah agar program vaksin bisa terselesaikan. Lalu yang datanya masih ada salah seperti NIK, dan lain-lain agar segera diselesaikan," pesannya.
Sebab menurutnya, kalau beda sedikit saja datanya maka tidak bisa terbaca di aplikasi PeduliLindungi dan itu bisa menganggu proses, kalau datanya tidak keluar.
"Kemudian untuk test PCR, nanti akan dikoordinir. Sebab jemaah tersebar dimana-mana, kalau tidak dipandu khawatir ada apa-apa," katanya.
Menurutnya, kalau nanti ada hasil yang positif dikarantina dulu, kalau sudah negatif baru berangkat. Sepanjang masih ada waktu pemberangkatan tetap bisa berangkat, karena pemberangkatannya kan bertahap. Jadi kalau sudah negatif akan diberangkatkan di kloter berikutnya.
"Palembang termasuk beruntung diberikan kesempatan berangkat pada gelombang kedua dan langsung ke Jeddah. Untuk gelombang pertama diberangkatkan 4-18 Juni dan gelombang kedua 19 Juni hingga 3 Juli," kata Ahmad Abdullah.
Menurutnya, untuk Embarkasi Palembang akan mulai diberangkatkan pada gelombang kedua yaitu 19 Juni hingga 3 Juli mendatang. Sedangkan untuk kepulangan jemaah gelombang pertama pada 15-29 Juli dan gelombang kedua pada 30 Juli hingga 13 Agustus mendatang.
"Pemerintah berkewajiban memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, konsumsi, transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan, dan pelayanan lainnya yang diperlukan jamaah haji," katanya.
Menurutnya, pelayanan di Embarkasi adalah kegiatan yang sangat penting karena akan memberikan kesan pertama yang mendalam kepada para jamaah haji tentang proses penyelenggaraan haji.
Bahkan merupakan cermin dari kualitas pelayanan haji di tanah air. Oleh karena itu, PPIH Embarkasi hendaknya membangun kesan positif terhadap hal tersebut dengan bekerja secara optimal sesuai tugas dan kewajiban masing-masing.
3.108 Sudah Lunas BPIH
Dari 3.183 calon jemaah haji (CJH) yang masuk dalam daftar untuk keberangkatan tahun 2022 dari Sumatera Selatan (Sumsel), yang sudah melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) sebanyak 3.108 CJH.
Menurut Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Armet Dachil, yang sudah konfirmasi dan lunas ada 3.108 CJH. Lalu cadangan yang sudah melunasi ada 370 CJH.
"Karena kuota Sumsel ada 3.183 orang maka yang cadangan akan maju. Untuk yang belum melunasi ini dengan berbagai alasan, mungkin di Kabupaten/Kota yang tahu persis alasannya," ungkapnya.
Menurutnya, untuk rinciannya yang sudah melunasi dari Palembang dengan kuota 1.490 jamaah yang sudah melunasi baru 1.447 jamaah. Lalu Muba dengan kuota 91 jamaah yang sudah melunasi baru 89 jamaah.
OKU dengan kuota 146 jamaah yang sudah melunasi baru 146 jamaah atau sudah lunas semua. OKI dengan kuota 211 jamaah yang sudah melunasi baru 208 jamaah. Muara Enim dengan kuota 174 jamaah yang sudah melunasi baru 173 jamaah.
Musi Rawas dengan kuota 60 jamaah yang sudah melunasi baru 59 jamaah. Lahat dengan kuota 102 jamaah yang sudah melunasi baru 99 jamaah. Prabumulih dengan kuota 108 jamaah yang sudah melunasi baru 104 jamaah. Lubuklinggau dengan kuota 102 jamaah yang sudah melunasi baru 98 jamaah.
Pagaralam dengan kuota 29 jamaah yang sudah melunasi baru 27 jamaah. Banyuasin dengan kuota 76 jamaah yang sudah melunasi baru 76 jamaah. OKU Timur dengan kuota 440 jamaah yang sudah melunasi baru 435 jamaah.
OI dengan kuota 91 jamaah yang sudah melunasi baru 87 jamaah. OKU Selatan dengan kuota 19 jamaah yang sudah melunasi baru 19 jamaah. Empat Lawang dengan kuota 5 jamaah yang sudah melunasi baru 4 jamaah.
PALI dengan kuota 1 jamaah namun hingga kini belum melunasi. Namun ada dua jamaah cadangan yang sudah melunasi. Lalu Musi Rawas Utara dengan kuota 38 jamaah yang sudah melunasi baru 37 jamaah.
Sementara itu Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Palembang Emmilya Rosa menambahkan, agar kebugaran tubuh terjaga selama ibadah haji maka CJH akan dites kebugaran.
"Untuk tes kebugaran dilakukan di masing-masing kabupaten/kota. Yang akan di tes apa saja bisa ditanyakan ke penyelenggaraannya di masing-masing kabupaten/kota," katanya.
Bahkan vaksin meningitis masih menjadi syarat yang wajib untuk jemaah yang akan menjalani ibadah haji. Vaksin meningitis menjadi prasyarat, kalau tidak vaksin meningitis maka tidak bisa berangkat.
Emmilya menjelaskan, masa berlaku vaksin meningitis adalah 2 tahun. Jadi kalau yang sudah pernah vaksin meningitis dengan rentang waktu vaksin dan keberangkat haji hanya 1 tahun, maka tidak wajib vaksin lagi.
Lalu CJH juga wajib vaksin Covid-19 dosis lengkap (1 dan 2), dan untuk di Sumsel dipersyaratkan ada tambahan booster juga. Jadi vaksin 1 dan 2 plus booster.
Kemudian diperlukan juga tes PCR dengan masa berlaku waktu 3 x 24 jam, dengan hasil negatif Covid-19.
Keputusan Adil
Ahli Mikrobiologi Prof Dr dr Yuwono MBiomed menuturkan kebijakan pemerintah Indonesia yang memutuskan hanya akan memberangkatkan calon jemaah haji dengan batas usia di bawah 65 tahun pada tahun 2022 ini adalah keputusan yang adil.
Dikarenakan usia 65 tahun ke atas biasanya sudah punya kormobid yang cukup kompleks.
"Meski usia di bawah 65 tahun juga ada komorbid, namun risikonya lebih rendah dibanding usia 65 tahun ke atas. Hal ini juga sesuai dengan informasi beberapa waktu lalu yang menyebut sampai usia 50 tahun, bahaya covid-19 itu hanya sekitar 2 persen. Selanjutnya pada usia 60 tahun naik menjadi 8 persen. Diatas usia 60 tahun, resikonya naik sampai belasan persen," kata Prof Yuwono kepada Tribun Sumsel.
Berkaca dari informasi ini, maka kebijakan pemerintah soal batasan usia haji sudah tepat dengan hanya memperbolehkan di bawah usia 65 tahun yang berangkat.
Sedangkan untuk syarat lain seperti booster dan sebagainya, hal tersebut adalah bagian dari kehati-hatian.
"Perkara nanti apakah aturan itu benar dipakai di sana (Arab Saudi), saya lihat di Saudi sendiri sudah banyak kelonggaran. Tapi kita lihat bagaimana nantinya," kata Prof Yuwono.

Hanya tetap yang harus jadi catatan adalah informasi harus jelas supaya tidak menimbulkan kebingungan.
"Namun sejauh ini yang saya lihat, pemerintah Indonesia cukup berhati-hati supaya tidak ada penolakan lagi. Misalnya saat ditanya vaksin oleh petugas disana (Arab Saudi), jamaah kita sudah lengkap bahkan sudah di-booster. Kondisi kormobid juga terkendali karena yang berangkat masih di bawah usia 65 tahun," lanjutnya.
Memang, secara agama syarat untuk pergi haji ada tiga. Pertama sehat, ini urutan pertama jangan ditukar dengan yang lain. Kedua, punya ilmu manasik atau punya ilmu tentang haji. Artinya orang itu tahu saat menjalankan ibadah haji apa saja yang harus dilakukan. Dan yang ketiga baru ongkos. Untuk urusan ongkos, bisa dari mana saja. Tapi untuk urusan sehat, tidak bisa diwakilkan atau dipinjamkan.
"Sementara, bagi orang pada usia 65 tahun kea tas yang sudah mendaftar haji, ada tiga hal yang perlu saya sampaikan. Pertama, dalam agama sudah ditetapkan bahwa semua orang yang berniat, walaupun niatnya itu tidak kesampaian maka akan tetap dihitung sebagaimana niatnya itu tadi.
Jadi ketika orang sudah daftar haji, tapi ternyata pada tahun yang dijadwalkan malah tidak bisa berangkat. Bahkan misalnya tahun depan lagi orang itu sudah meninggal dunia, maka dia sudah tercatat sebagai orang yang berhaji," jelas Prof Yuwono.
Kedua, batasan usia di bawah 65 tahun bagi jamaah haji Indonesia insyaAllah hanya berlaku ditahun ini.
"Sebab kabar yang saya dengar tahun depan dianggap sudah jauh dari pandemi sehingga kemungkinan untuk usia 65 tahun ke atas boleh berangkat haji. Ketiga, ingat ya ibadah itu yang ingin diraih adalah supaya kita bisa menjadi lebih baik. Bukan gengsi atau sekadar mencari gelar atau nama," tutup Prof Yuwono.
Siap Sambut Jamaah
Musim haji akan dimulai sekitar sebulan lagi, dan Asrama embarkasi di seluruh Indonesia akan dipenuhi ribuan jamaah yang siap menunaikan rukun Islam terakhir.
Salah satu asrama embarkasi yang telah siap menyambut para tamu Allah SWT ini adalah Asrama Haji Palembang, yang berasal dari jamaah asal provinsi Sumsel Bangka Belitung (Babel).
Manager Asrama Haji Palembang Achmad Yani mengatakan hingga saat ini persiapan secara teknis terus dilakukan pihaknya. Segala unsur mulai dari kepanitiaan, kesiapan sarana dan prasarana juga telah siap menyambut jamaah yang dimulai pada 24 Juni mendatang
“Kalau persiapan secara teknis kita terus lakukan penyempurnaan, mengingat dua tahun terakhir vakum akibat Pandemi Covid-19. Jadi kalau dibilang persiapan sama seperti sebelum- belumnya, mulai dari kamar, ruang pertemuan dan sebagainya, karena kita tahu apa yang akan dilakukan memasuki musim haji," kata Achmad.
Diterangkannya, karena sebagian Gedung Asrama Haji Palembang akan digunakan untuk MTQ pada 22- 30 Mei, maka pihaknya akan lebih fokus mempersiapkan untuk kesiapan bagi jamaah haji setelah pelaksanaan MTQ berakhir.
"Mungkin setelah pelaksanaan MTQ, kita akan lebih fokus meski pembenahan saat ini kita lakukan. Tapi Insya Allah semua nantinya akan siap," tegas Achmad.
Menurut Achmad, mulai awal kedatangan jamaah pada 24 Juni 2022 dan diperkirakan akan kedatangan sekitar 3.200 jamaah. Asrama Haji Palembang sendiri untuk keberangkatan hajinya masuk dalam kloter ke dua.
“Total jamaah sekitar 3.200 sekian. Jumlah ini hanya sekitar 50 persen dari sebelumnya di angka sekitar 7.000 asal Sumsel dan 1.500 asal Babel sehingga total 8.500 an," paparnya.
Dijelaskan Achmad, jamaah yang akan singgah di embarkasi Palembang saat berangkat ke tanah suci tidak transit ke Asrama Haji di Jakarta, melainkan langsung terbang ke Mekkah.
"Jadi, sehari sebelum berangkat ke tanah suci mereka mondok di Asrama Haji Palembang, karena untuk mengurus administrasi seperti paspor dan sebagainya, termasuk tes kesehatan," paparnya.
Selain mempersiapkan administrasi pihaknya juga melalui Kemenag akan melakulan pembinaan jemaah haji, melalui kegiatan manasik serta membentuk regu rombongan berdasarkan domisili Jemaah Haji yang memudahkan koordinasi dan komunikasi.
Ia mengungkapkan, ada sembilan gedung yang akan digunakan jemaah, yaitu dua gedung pertemuan dan tujuh gedung untuk kamar para jamaah.
"Kapasitas kamar tidak berubah dari 9 gedung 2 untuk pertemuan 7 kamar menginap dengan total 278 kamar yang setiap kamar bisa diisi 4 orang," ucapnya.
(nda/gra/arf)
Baca berita lainnya langsung dari google news.