Berita Kriminal

Polisi Sampai Tahan Tangis Ungkap Kejamnya Dony Bunuh Bidan dan Anak, Dibuang di Kolong Jembatan

Pelaku asal Lasem, Rembang, ini ditangkap polisi saat berpura-pura melaporkan kehilangan orang ke Mapolda Jawa Tengah pada Rabu (16/3/2022).

Editor: Weni Wahyuny
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA
Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Djuhandhani Rahardjo Puro saat gelar perkara di Mapolda Jateng, Jumat (18/3/2022) dan Salah satu barang bukti itu yakni mobil sedan Mitsubhisi Lancer yang sempat digunakan pelaku Dony Christiawan Eko Wahyudi (31) untuk membuang jasad ibu dan anak usai dibunuh. 

Setelah itu, pelaku membunuh ibunya SK yang jasadnya dimasukkan sarung dengan kondisi kaki terikat dan dibuang di kolong jembatan Tol KM 425 pada 7 Maret 2022.

Pelaku asal Lasem, Rembang, ini ditangkap polisi saat berpura-pura melaporkan kehilangan orang ke Mapolda Jawa Tengah pada Rabu (16/3/2022).

Dony mengaku, membunuh kedua korban dalam rentang waktu sekitar dua minggu. "Jaraknya selisih dua minggu karena cemburu dan jengkel karena sama cowok lain," kata Dony, di Mapolda Jateng, Jumat (18/3/2022).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar Djuhandhani Rahardjo Puro mengatakan, sejak Oktober 2021, pelaku sudah menjalin hubungan dekat dengan SK yang sama-sama berprofesi sebagai tenaga kesehatan (nakes) dan sudah melamar ke pihak keluarga.

Lantas, karena memiliki kesibukkan pekerjaan, anak korban MF dititipkan kepada pelaku untuk dirawat sementara.

"Selama ikut tersangka, korban sering disiksa, dikunci dalam kamar dan tidak pernah diberi makan hingga meninggal dunia pada 20 Februari 2022," ungkap dia.

Setelah itu, pada 7 Maret, SK mendesak untuk bertemu dengan pelaku karena ingin melihat keadaan anaknya.

"Mereka janjian di Exit Tol Banyumanik lalu korban dibawa ke hotel. Karena ditanya terus keberadaan anaknya, pelaku menganiaya korban hingga meninggal. Jasad dimasukkan sarung dan kaki terikat. Dibawa menggunakan mobil dibuang di KM 425," ujar dia.

Selain itu, disebutkan motif lain dari pelaku yakni sempat merasa cemburu karena korban SK menyapa pria lain.

"Dari kejadian itu, kami dapat menyimpulkan motif yang dilakukan tersangka pada saat di hotel, dia cemburu karena korban ketika ketemu di Semarang melambaikan tangan dengan seseorang. Tersangka menanyakan siapa itu. Motifnya cemburu," ungkap dia.

Pelaku sendiri diketahui sudah memiliki seorang anak dan istri dari perkawinan yang sah.

(*/tribun-medan.com/kompas.com)

Baca berita lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Beberkan Kronologi Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak, Kombes Djuhandhani Menahan Air Mata

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved