Berita Nasional
Megawati Disebut Tak Sensitif dan Blunder Besar Usai Komentari Ibu-ibu Antre Minyak Goreng
Sudah ada dua orang ibu-ibu yang meninggal akibat mengantre minyak goreng, yakni di Kabupaten Berau dan Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Selain itu, Umam beranggapan, Megawati seharusnya memahami bahwa masalah kelangkaan minyak goreng ini adalah masalah kebijakan publik.
Umam menilai Megawati seharusnya bisa memperhatikan ketidakberdayaan instrumen negara dan pemerintah yang dibuat tak berdaya oleh instrumen pasar.
"Mega seharusnya lebih kritis dalam mencermati dan mengurai persoalan tersebut, bukan mempermasalahkan ibu-ibu mengantre membeli minyak goreng," ungkap Umam.
Baca juga: Menteri Perdagangan Akhirnya Tahu Dalang Penyebab Minyak Goreng Langka dan Mahal, Pastikan Dipenjara
Baca juga: TTIC Muaraenim Jual Minyak Goreng Rp 14 Ribu per Liter, Hitungan Menit Langsung Ludes
Megawati Singgung soal Ibu-ibu Antre Minyak Goreng, Sebut Sampai Ngelus Dada
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, kelangkaan serta mahalnya harga minyak goreng di Indonesia mendapatkan respons banyak pihak.
Termasuk juga Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang sempat menyinggung persoalan ini ke publik.
Di tengah langka dan tingginya harga minyak goreng di Indonesia, Megawati mengaku heran ternyata banyak warga yang rela mengantre untuk membeli barang tersebut.
Bahkan, mereka rela mengantre dengan berdesak-desakan.
Terkait hal itu, Mega mempertanyakan apakah para ibu-ibu yang berebut minyak goreng setiap hari mengolah makanan dengan memasak.
Sampai pada akhirnya mereka rela berebut minyak goreng di pasaran.
"Saya sampai mengelus dada, bukan urusan masalah nggak ada atau mahalnya minyak goreng."
"Saya sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng sampai begitu rebutannya?" kata Megawati dalam webinar "Cegah Stunting untuk Generasi Emas" yang disiarkan Youtube Tribunnews.com, Jumat (18/3/2022).
Padahal, menurut Mega, ada banyak cara untuk mengolah makanan selain dengan cara digoreng.
Seperti di antaranya dilakukan dengan direbus, dibakar, atau dikukus.
"Apa tidak ada cara untuk merebus, lalu mengukus, atau seperti rujak, apa tidak ada? Itu menu Indonesia lho. Lha kok njelimet (rumit) gitu," sambung Mega.