Hakim Bercita-cita jadi Bos di Negeri Sendiri, Berharap JNE Bawa Kopi Pagaralam Mendunia

ia ingin memperkenalkan kopi dari Pagaralam yang diklaimnya sebagai kopi terbaik di Indonesia dan banyak diminati.

Penulis: Weni Wahyuny | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM/WENI WAHYUNY
Hakim owner Kokim Petik Merah mengantarkan paket pesanannya melalui JNE di Pagaralam 

Proses Pembuatan Kopi

Pencucian kopi jadi salah satu proses pembuatan kopi bubuk Kokim Petik Merah
Pencucian kopi jadi salah satu proses pembuatan kopi bubuk Kokim Petik Merah (TRIBUNSUMSEL.COM/WENI WAHYUNY)

Proses pembuatan kopi sendiri membutuhkan waktu cukup lama.

Dari proses penjemuran yang memakan waktu 2-3 Minggu.

Jika ingin lebih bagus, setidaknya butuh waktu satu bulan untuk penjemuran.

Setelah kopi kering, kopi langsung digiling dengan mesin pemisahan kulit dan biji.

Tahap berikutnya adalah roasting (memanggang) sebelum akhirnya penggilingan bubuk.

"Yang lama adalah proses pengeringan biji setelah kopi dipetik," tambahnya.

Dijajaki Peminat dari China

Tak hanya warga lokal yang menikmati Kokim Petik Merah, juga di luar Pagaralam.

Mulai dari Kota Palembang, Bekasi, Jakarta Selatan, Tangerang, Bandung, Bengkulu, Tebing Tinggi, Bangka dan sebagainya.

Hakim melanjutkan, penjualan dilakukan dengan cara online melalui Instagram @kokimpetikmerah.

Melalui Instagramnya itulah Kokim tengah diminati orang China.

"Saat ini sedang penjajakan, nego harga dan lain sebagainya," ujar Hakim.

Sebelumnya, menurut Hakim, ia juga dihubungi peminat dari China, namun negosiasi tak cocok.

"Kemarin ada yang sudah nego tapi tak cocok harganya. Saya sanggup kirim 10 ton ke sana, tapi dia (peminat dari China) mau sedikit dengan harga murah," ujar Hakim.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved