Berita Selebriti

Meski Idap Kanker Usus, Komedian Senior Ini Semangat Kejar Gelar Guru Besar, Impian Terakhir

Baru baru ini Qomar yang masih berjuang melawan penyakit tersebut mengatakan jika dirinya ingin menjadi guru besar walaupun kini dirinya tetap harus m

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Moch Krisna
youtube/Cumi Cumi.com
Qomar ingin menjadi Guru Besar di Bidang Pendidikan khawatir Nasib Bangsa 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Pelawak senior Nurul Komar dikabarkan mengidap Kanker Usus di tahun 2021 lalu.

Baca juga: Kondisi Dona Agnesia Pasca Ditemukan, Darius Sinathyra Ucap Terima Kasih Pada Orang Peduli

Sebelumnya Personel grup lawak Empat Sekawan ini juga sempat tersandung kasus terkait SKL S2 dan S3 palsu untuk menjadi rektor Universitas Muhadi Setiabudi, Brebes pada 2017 silam.

Kasus tersebut akhirnya membuat Qomar dijebloskan ke penjara pada Agustus 2020 dan kini telah dibebaskan.

Baru baru ini Qomar yang masih berjuang melawan penyakit kanker usus mengatakan jika dirinya ingin menjadi guru besar walaupun kini dirinya tetap harus menjalani kemoterapi dua kali dalam sebulan dengan jangka waktu enam bulan ini.

Dilansir dari youtube Cumi-cumi, Qomar menjelaskan keinginannya yang tetap mau menjadi seorang Guru besar, Senin (17/1/2022).

Qomar beralasan ingin menjadi Guru Besar di Bidang Pendidikan dikarenakan khawatir dan tidak ingin jika anak-anak kehilangan karakter Bangsa Nusantara.

"Abah Khawatir Kedepan kita kehilangan karakter kita sebagai anak-anak bangsa Nusantara itu yang merupakan tanggungjawab kita kedepan" ungkap Qomar

"Jadi kedepan paling dekatlah di 2045 ketika Indonesia emas, Ketika Indonesia berulang tahun 100 tahun kemerdekaan di sana dibutuhkan lahirnya anak-anak bangsa nusantara yang memiliki karakter dan kompetensi Cemerlang." sambungnya.

Lebih jauh Qomar mengataka,Karakter unggul itu dalam persperktif anak-anak bangsa Indonesia adalah karakter Pancasila/

" Pancasila sudah menjadi konsensus menjadi kesepakatan nasional sebagai dasar filosofi dan ideologi," jelasnya.

Qomar juga menjelaskan hal tersebut menurut pandangannya dalam prespektif agama.

Baca juga: Disaat Nindy Ayunda Bahagia Pamer Pacar Baru, Askara Parasdy Jadi Pebinor, Goda Anak Jenderal

"Di dalam prespektif agama. Islam contohnya dia berkarakter Qur'ani itu yang harus kemudian kita raih sebagai anak anak bangsa karena perjalanan kita kan masih jauh kedepan". ungkap Qomar menjelaskan.

Dirinya Juga menjelaskan perihal statement dari Albert Einstein yang terkait kecerdasan tidaklah sesuai dengan apa yang dilakukan dengan bangsa kita.

"Aku teringat juga statement Albert Einsten. 'Banyak orang mengatakan kecerdasanlah yang melahirkan para ilmuwan besar'

Mereka salah. Karakterlah yang melahirkannya" ungkap Qomar saat diwawancarai.

Qomar menjelaskan jika dirinya harus menyelesaikan gelar Doktornya hingga S3 agar tidak tanggung.

"Abah harus menyelesaikan Doktor S3 ya tanggung. Sempet tanya sama professor sih. Dosen pembimbing.
'Prof, usia saya sekarang 62 tahun. Masih keburu gak? Masih Bisa gak saya jadi Guru Besar?'" tanya Qomar kepada pembimbingnya

"Guru besar itu ada batas usia 65, kalau pak Qomar usia 62 dan segera wisuda doktor dan ada institusi lembaga, institusi perguruan tinggi yang mengusulkan jadi Guru Besar jadi InshaAllah masih sempat" jawab Dosen pembimbing Qomar.

Qomar mengatakan jika dirinya menjadi Guru Besar hal tersebut juga bukanlah sebuah parameter dalam mengukur kesuksesan.

"Pengen jadi Guru Besar. Tapi itu tidak menjadi parameter sebuah keberhasilan tapi sebuah kebanggaan ketika ada seorang pelawak, Seniman Pelawak menjadi anggota DPR RI, Menjadi Pejabat Tinggi Negara.

Jadi Abah mantan pejabat tinggi negra nih DPR RI dua periode walaupun badannya ga tinggi" ungkap Qomar.

Baca juga: Heboh Dona Agnesia Hilang, Darius Sinathrya Ramai Dapat Ancaman Begini dari Publik, Awas Saja

Qomar mengatakan akan menjalani Studynya seiring proses kesembuhan yang ia jalani walaupun akan lebih lama dari perkiraannya.

Dalam penyakit yang Qomar derita, Awalnya ia mengaku jika merasakan tidak bisa buang angin dan BAB selama satu bulan. Dirinya juga menambahkan hal tersebut terjadi dikarenakan faktor genetik.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved