Berita Palembang
Pecatan PNS Pura-pura Jadi Pegawai Kantor Camat Minta Duit Biaya Urus Surat, Wajib Lapor Polisi
Reno (35) pecatan PNS diserahkan warga ke kantor polisi karena melakukan tindak penipuan dengan mengaku sebagai pegawai kantor camat IB I Palembang.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Vanda Rosetiati
Dalam beraksi, Reno berpura-pura menjadi pegawai Kantor Camat Ilir Barat I bernama Irul dan menawarkan jasa kepengurusan surat-menyurat ke warga.
Seperti KK, KTP, BPJS, PKH dan lain-lain dijanjikan Reno akan bisa diurus dengan cepat melalui dirinya.
Ayah dua anak ini sempat mengelak mendatangi satu demi satu rumah untuk dia tipu.
Awalnya dia mengaku hanya sekadar berjalan-jalan mengecek kelayakan jalan lalu kemudian ada warga yang meminta tolong diuruskan keperluan di kantor Dinas Catatan Sipil.
Namun seketika Reno dibuat bungkam oleh keterangan warga yang telah menjadi korbannya.
Sebab warga tersebut di hadapan polisi dan Camat Ilir Barat I, secara gamblang menyebut Reno telah sengaja mendatangi rumahnya untuk kemudian menawarkan jasa mengurus KK dan PKH dengan iming-iming akan cepat selesai.
"Saya salah pak," kata Reno yang langsung tertunduk lesu.
Belakangan diketahui, tak hanya di kawasan Kecamatan Ilir Barat I saja, nyatanya Reno juga berkeliling sampai ke Kecamatan Kertapati untuk melancarkan aksinya.
Dia mengaku perbuatan itu baru dilakukan sekitar dua bulan terakhir untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga karena dipecat dari ASN.
Reno adalah ASN yang diangkat pada 2009 lalu dipecat pada 2021 lantaran tidak masuk kerja selama tiga tahun berturut-turut dengan penempatan terakhir di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Palembang.
Alasan tidak masuk karena Reno mengaku lebih suka bekerja di lapangan ketimbang harus berkutat terus menerus di dalam kantor.
Sempat mengajukan pindah tempat penugasan, akan tetapi keinginan itu tidak dikabulkan sehingga Reno memilih untuk tidak masuk kerja selama bertahun-tahun sampai akhirnya dia dipecat dari ASN.
"Selama tiga tahun itu, saya ikut kerja sama paman. Mengurus kebun di kampung," ucap dia.
Dari pengakuannya, Reno berujar hanya bisa mendapat mangsa sekitar satu sampai dua orang perhari.
Dengan uang dikisaran Rp.50 ribu sampai Rp.100 ribu dari masing-masing warga.