Berita Nasional
PSI Disebut Tengah Mencari Dukungan PDIP Karena Kerap Menyerang Kebijakan Anies Baswedan
PSI kerap menyerang kebijakan Anies Baswedan selama menjadi Gubernur DKI Jakarta sejak 2017 lalu.
TRIBUNSUMSEL.COM - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus terlibat perseteruan dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Sejumlah kritikan keras kerap dilayangkan PSI kepada Anies.
Kini hal tersebutpun menjadi perhatian publik.
PSI kerap menyerang kebijakan Anies Baswedan selama menjadi Gubernur DKI Jakarta sejak 2017 lalu.
Langkah apapun yang ditempuh Anies akan selalu dikritisi PSI, mulai dari kerja sama dengan pemerintah pusat untuk menyediakan air bersih perpipaan bagi warga Jakarta.
Upaya itu dianggap PSI untuk menutupi rapor merah Anies karena tidak mampu menyediakan air bersih sebagaimana rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2017-2022.
Sikap kritis teranyar adalah rencana Formula E yang pada Juni 2022 mendatang yang kini mandek untuk diinterpelasi.
Pengamat politik dan pemerhati bangsa Tony Rosyid mengatakan tanpa disadari masyarakat, sebetulnya PSI sedang menyasar konstituen PDI Perjuangan.
Kata dia, ada dua penonton terbesar di negeri ini yaitu pendukung PDI Perjuangan dan pendukung Anies Baswedan.
“Untuk mendapat apresiasi dari para penonton pendukung PDI Perjuangan, pihak PSI harus menyerang Anies. Lalu benar, setiap PSI menyerang Anies, para penonton pendukung PDI Perjuangan bertepuk tangan,” ujar Tony berdasarkan keterangannya pada Senin (10/1/2022).
“Tanpa sadar, para pendukung PDI Perjuangan pelan-pelan juga menjadi pendukung PSI. Psikologi para pendukung ini, terus dirawat dan dimainkan oleh PSI,” lanjut Tony.
Baca juga: Kata Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria Soal Isu Penjabat Pengganti Anies Baswedan
Baca juga: Survei Indikator Capres 2024, Prabowo Subianto Ungguli Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo
Hal itu, kata Tony, juga tergambar ketika Presiden RI Joko Widodo hadir ke acara ulang tahun PSI beberapa waktu lalu. PSI nampak lebih tegak dan transparan menunjukkan dukungannya kepada Presiden Jokowi.
Apresiasi PSI yang sangat tinggi kepada Presiden Jokowi akan menjadi satu poin tersendiri.
Dari sinilah, ujar dia, PSI ingin mengambil tepuk tangan yang lebih meriah lagi dari para pendukung Jokowi yang faktanya banyak dari kader PDI Perjuangan.
“Di depan presiden Jokowi, Ketum PSI Giring Ganesha menyerang Anies. Dia mengungkapkan ketakutannya jika Anies nanti yang jadi presiden, tentu ketakutan terhadap nasib PSI ke depan,” ucap Tony.
Dia menganggap, akting Giring cukup bagus di depan Presiden karena tidak hanya mengambil simpati Jokowi, tapi juga pendukungnya. Dia menganggap, Giring ingin menarik para pendukung Jokowi ke PSI.
“PSI sekarang mengambil posisi terdepan untuk berhadap-hadapan dengan para pendukung Anies. Tentu, ini pilihan strategis yang telah matang diperhitungkan. Berhadapan dengan para pendukung Anies, PSI telah masuk di kubu para pendukung PDIP. Kalau sudah ada di dalam kubu para pendukung PDIP, akan relatif lebih mudah bagi PSI menggeser dukungan kader PDIP ke PSI. Cara yang jitu,” jelasnya.
Dia menduga, akan ada episode berikutnya untuk memainkan strategi ini.
Hal tersebut sebagaimana teori Lewis Coser ‘The function of Sosical Conflict’, sehingga konflik ini sengaja dibuat untuk menciptakan solidaritas sosial baru.
“Nah, PSI nampaknya memainkan teori ini. Konflik dengan Anies untuk membuat sekoci-sekoci yang anggotanya diambil dari para pendukung PDI Perjuangan,” ungkap Tony.
Menurutnya, bagi para pendukung Anies, serangan Giring juga menguntungkan.
Soalnya serangan Giring akan memunculkan pendukung Anies untuk memperkuat solidaritasnya, lalu menggunakan semua persenjataan medsosnya untuk menyerang balik Giring dan PSI.
“Terlihat seru, tapi semua punya kalkulasi politiknya. Semakin diserang, PSI juga merasa diuntungkan. Popularitas naik, simpati dari kelompok pendukung PDI Perjuangan didapat,” ucapnya.
Dia menambahkan, saling serang antara PSI dan para pendukung Anies memang tidak menguntungkan bagi PDI Perjuangan.
Ceruk PDI Perjuangan lambat laun akan kegerus oleh PSI.
“Jika hal ini dibiarkan, PDIP akan banyak kecolongan suara di Pileg 2024. Kesimpulanya, lawan sesungguhnya bagi PSI adalah PDI Perjuangan dan Anies hanya instrumen untuk mengambil suara dari PDI Perjuangan,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Tony juga mengingatkan bahwa PSI tidak memiliki jatah kursi di DPR RI karena Pemilu 2019 lalu, suara yang diperoleh tidak sampai batas minimal empat persen.
PSI lalu harus bekerja keras untuk memotivasi semua pemainnya untuk menyerang.
“Saat ini cara terbaik bagi PSI adalah menyerang. PSI butuh tepuk tangan penonton untuk memompa semangatnya, dengan tepuk tangan penonton itu akan jadi motivasi buat mereka,” katanya. (faf)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Kerap Serang Anies, PSI Dianggap Sedang Bidik Konstituen PDI Perjuangan.