Semeru Erupsi
Ngatinah Mulai Berani Pulang ke Rumah Usai Erupsi Gunung Semeru, Kembali ke Pengungsian Jika Malam
Sepekan lebih Gunung Semeru erupsi, warga mulai berani mendatangi rumah. Bukan untuk menetap melainkan hanya mengevakuasi barang
TRIBUNSUMSEL.COM, LUMAJANG - Sepekan lebih Gunung Semeru erupsi, warga mulai berani mendatangi rumah.
Bukan untuk menetap melainkan hanya mengevakuasi barang-barang yang dianggap berharga.
Selain itu juga membersihkan sisa-sisa debu abu vulkanik yang menghiasi kediaman mereka.
Ngatinah (53), salah satu warga yang mulai berani pulang itu.
Warga Dusun Kebondeli Utara, Desa Sumberwuluh itu telah delapan hari tinggal di posko pengungsian, baru dua hari ini berani mendatangi rumahnya untuk bersih-bersih dan memasak.
Sedangkan, saat menjelang malam, janda dua anak ini tetap tidur di posko pengungsian.
"Katanya kan masih belum stabil Semeru. Soalnya dulu pernah tahun 1976 apa 1982 itu ada banjir besar setelah keluar lava. Jadi gak berani kalau malam tidur di rumah," katanya.

Dahsyatnya bencana erupsi ini membuat Ngatinah tak bisa bekerja sebagai buruh tani.
Dua hektare sawah yang ia garap terkubur abu vulkanik.
Baca juga: Fida, Bocah Berlari Viral saat Semeru Erupsi, Guru Ngaji Menyuruhnya Lari, Terdengar Suara Takbir
Baca juga: Bapak, Bapak, Bapak, Teriak ABG 16 Tahun Antar Makanan Ayah saat Erupsi Gunung Semeru, Kini Hilang
Sehingga, untuk kebutuhan hidup, sekarang Ngatinah hanya bisa mengandalkan bantuan dari para donatur.
"Kebutuhan pokok yang penting untuk makan sudah syukur Alhamdulillah, soalnya ladangnya sudah habis kena banjir lahar itu," ujarnya.
Hingga kini, penanganan bencana erupsi Gunung Semeru masih terus dilakukan petugas.
Tercatat, lebih dari 9.118 warga terdampak mengungsi di 19 titik posko pengungsian.
Baca berita lainnya di Google News