Dugaan Pelecehan di Unsri
Bakal Lapor Ke Nadiem Makarim, Dua Senator Sumsel Prihatin Dugaan Pelecehan Seksual di Unsri
Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiwi Unsri memantik keprihatinan dari dua senator asal Sumsel yaitu Arniza Nilawati dan Jialyka Maharani
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG,-Dua anggota DPD "Senator" RI asal Sumatera Selatan (Sumsel) yaitu Arniza Nilawati dan Jialyka Maharani, sangat lantang menyikapi kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oknum dosen Universitas Sriwijaya (Unsri) kepada mahasiswinya.
Keduanya pun mengaku siap mengawal kasus tersebut, hingga melaporkannya ke menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim nantinya.
"Setelah mendengar dan melihat berita yang sudah marak di Sumsel, terkait kasus oknum dosen Unsri yang melakukan pelecehan seksual. Tentunya saya sangat prihatin dan sedih dengan berita tersebut, saya sangat berharap pihak hukum bisa menyelesaikan kasus ini dengan sebaik-baiknya," kata Arniza, Minggu (5/12/2021).
Diterangkan Arniza, jika nantinya memang oknum dosen tersebut terbukti bersalah, maka oknum dosen yang seperti ini sangat wajib di tindak secara hukum, sesuai dengan perbuatan asusila yang dia lakukan, dimana akibat dari perbuatannya merugikan banyak pihak. Disisi lain, mungkin pihak Universitas perlu melakukan evaluasi dan proteksi demi keamanan kedepan.
"Kalau saya boleh berpendapat, bahwa, kemungkinan terjadinya hal yang tidak di inginkan seperti ini, bisa jadi karena adanya peluang dan kesempatan. Semisal mahasiswa melakukan bimbingan di dalam ruangan yang tertutup sementara keamanan lingkungan tidak mendukung, misalnya ada CCTV yang bisa memantau aktivitas di dalam ruangan. Pemantauan ini bisa di lakukan oleh pihak Rektorat di kantor BAU atau yg lainnya yang dilakukan oleh team khusus. Juga Tatib dalam bimbingan atau konsul lainnya bisa di pertegas format dan aturannya," capnya.
Sebaliknya, dikatakan Arniza tidak menutup kemungkinan juga, ada unsur yang mungkin datang justru dari pihak lain.
"Saya pernah mendengar ada oknum mahasiswa di tempat lain, yang dengan sengaja, katakanlah menggoda atau mencari peluang hanya untuk mempermudah urusan mereka dengan dosen . Nah, ini juga yang perlu kita waspadai, jangan sampai merugikan banyak pihak. Kalau sudah terjadi, kita sama- sama prihatin, sedih dengan Lembaga besar yang sudah banyak mencetak keberhasilan SDM di Sumsel ini khususnya," tutur Arniza.
Ditambahkannya, sebagai Alumni dari unversitas, diungkapkannya wajib bagi yang bersangkutan untuk menjunjung tinggi nama besar Universitas yang di cintai.
"Mudah- mudahan kasus ini cepat selesai, dan bisa di jadikan pembelajaran banyak pihak," capnya.
Selain itu, Arniza juga mengingatkan untuk semua pihak serius menyelesaikan masalah ini baik kampus maupun BEM berperan aktif, dan harus bersikap se objektive mungkin. Tentunya bekerjasama dengan aparat hukum untuk menyidik kasus ini sampai benar benar selesai.
"Yang namanya tanggung jawab bukan berarti bahwa Rektornya harus di copot dong dari jabatannya. Tapi semua pihak baik Retorat maupun Dekanat punya peranan untuk menyelesaikannya, baik secara internal maupun secara eksternal," tandasnya.
Ditempat yang berbeda, senator muda asal Sumsel Jialyka Maharani menyatakan keprihatinan yang sama, terkait dugaan kasus asusila di kampus kebanggaan masyarakat Sumsel tersebut.
Putri mantan Bupati Ogan Ilir (OI) Ilyas Panji Alam ini mengaku siap mengawal kasus dugaan asusila yang terjadi di Unsri. Bahkan Senator termuda tersebut mengatakan akan menyampaikan dan mengawal langsung kasus tersebut ke Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, jika berita terkait adanya pelecehan seksual di kampus ternama tersebut terbukti benar.
"Itu yang rencana akan disampaikan dengan mendikbud. Karena ini terkait kinerja pimpinan universitas dalam menanggulangi kasus," tegasnya.
Baca juga: Titi Anggraini Minta Unsri Segera Tuntaskan Kasus Dugaan Pelecehan Mahasiswinya
Dilanjutkan Jialyka, masalah pelecehan seksual selama ini jadi atensi dari menteri, anggota dewan, dan penegak hukum selama ini. Sehingga, seharusnya pimpinan universitas ikut memberikan advokasi, jangan sampe malah kesannyo memiliki tendensi untuk menutupi kasus Ini lembaga pendidikan.
"Kebetulan tadi dapat info dari anggota DPRD provinsi Sumsel, terkait pemanggilan klarifikasi pihak rektorat Unsri (rencana 6 Desember). Semoga ada jawaban dan penjelasan yang jelas dalam kasus ini. Kita akan kawal terus, san Alhamdulillah sudah banyak kesadaran masyarakat, dari mulai BEM , ikatan alumni bahkan pihak aparat penegak hukum juga sudah turun langsung," pungkasnya