Dugaan Pelecehan di Unsri

Ojek Langganan Dimintai Keterangan, Polda Sumsel Ungkap Fakta Baru Dugaan Pelecehan Mahasiswi Unsri

Kasus Dugaan Pelecehan Mahasiswi Unsri terus bergulir, Polda Sumsel memintai keterangan tiga saksi termasuk ojek langganan korban

TRIBUNSUMSEL.COM/SHINTA
Kasubdit IV Renakta Polda Sumsel, Kompol Masnoni menyampaikan update terbaru perkembangan penyidikan kasus dugaan pelecehan seksual di Unsri, Kamis (2/12/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Fakta baru terungkap dalam pemeriksaan terhadap tiga saksi terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan Universitas Sriwijaya (Unsri) atas laporan seorang mahasiswi berinisial DR. 

Diketahui, ketiga saksi tersebut meliputi rekan serta tukang ojek langganan korban. 

Terungkap dari kesaksian tukang ojek yang dimintai keterangan sebagai saksi, tepat dihari tindak dugaan pelecehan terjadi, korban sudah dalam keadaan menangis saat dijemput dari kampusnya. 

"Tukang ojek itu juga menyampaikan penampilan pertama (korban) dengan saat dijemput terlihat berbeda. Setelah pulang, korban kondisinya tidak lagi rapi," ujar Kasubdit IV Renakta Polda Sumsel, Kompol Masnoni, Kamis (2/12/2021). 

Melihat kondisi tak biasa, tukang ojek langganan korban sempat bertanya tentang apa yang terjadi. 

Namun korban enggan memberi jawaban dan hanya terus saja menangis. 

"Korban tidak ada cerita apapun, dia hanya menangis," ucap mantan Wakapolres Prabumulih tersebut. 

Sebelumnya, korban mengaku sudah menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum dosennya sendiri pada saat meminta tanda tangan skripsi, Sabtu (25/9/2021). 

Lantas muncul pertanyaan di tengah masyarakat mengenai alasan korban meminta tanda tangan skripsinya di hari sabtu yang juga merupakan hari libur. 

Terkait hal tersebut, Masnoni mengungkapkan, berdasarkan keterangan korban, dirinya sudah beberapa kali menanyakan keberadaan oknum dosen itu kepada teman yang juga adik tingkatnya. 

"Nah kebetulan pada hari sabtu terlapor ada di tempat. Dikarenakan korban benar-benar mengejar tanda tangannya (terlapor), jadi tanpa berpikir yang lain korban datang menemuinya. Seperti itu pengakuan korban ke kami," ucapnya. 

Korban lalu mendatangi terlapor yang sedang berada di ruang laboratorium. 

Dikarenakan tempat yang sepi, membuat oknum dosen tersebut dengan leluasa melakukan aksi bejatnya. 

"Berdasarkan keterangan korban cuma sekali terjadi seperti ini," ucapnya. 

Terungkap pula, setelah kejadian itu terlapor juga sempat beberapa kali menghubungi korban melalui handphone. 

"Terlapor ada berkomunikasi via WA sama korban. Menanyakan mulai dari ngajak video call. Sama korban direspon karena dia merasa antara dosen dan mahasiswa pasti ada perlu. Jadi korban kasih respon, tapi datar saja (responnya)," ujar Masnoni. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved