Berita Palembang
Berharap Itikad Baik, Korban Tabrak Lari Simpang Charitas Palembang Tinggalkan 3 Anak
Keluarga Hisran (42) korban tewas tabrak lari di Simpang Charitas menanti niat baik pelaku untuk bertanggung jawab atas aksinya.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kesedihan mendalam masih begitu dirasa keluarga maupun Lilis Suryani (39) istri almarhum Hirsan (49), pedagang buah di Pasar Palimo yang menjadi korban tewas dalam peristiwa tabrak lari di Jalan Jendral Sudirman Simpang Charitas Kota Palembang, Jumat (12/11/2021) dini hari.
Meski secara berangsur sudah mengikhlas takdir sang suami, namun sebagai istri, Lilis sangat berharap adanya itikad baik dari pelaku penabrakan.
Sebab hampir tiga pekan peristiwa itu terjadi, namun hingga kini identitas pelaku bahkan belum diketahui.
"Minimal dia (pelaku) datang dan meminta maaf sama keluarga kami," kata Lilis saat ditemui, dikediamannya,
Selasa (30/11/2021).
Diketahui, almarhum Hirsan bersama istri dan ketiga anaknya tinggal di sebuah kontrakan di Jalan AKB H Umar, Gang Damai RT 1 Kelurahan Aryo Kemuning Kecamatan Kemuning Palembang.
Sebelumnya korban bersama keluarga tinggal di Desa Paldas Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin dan berprofesi sebagai penyadap karet.
Namun karena ingin lebih dekat dengan anaknya yang bersekolah di Palembang, korban bersama anggota keluarganya memutuskan untuk pindah ke kota Pempek sejak 2018 silam.
Korban lalu menjadi pedagang buah di Pasar Palimo Palembang untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai tulang punggung keluarga.
Lilis mengungkapkan, saat peristiwa itu terjadi, suaminya sedang dalam perjalanan dari rumah menuju pasar induk Jakabaring untuk membeli buah yang selanjutnya akan dijual kembali di Pasar.
"Anak kami yang paling besar lagi kuliah, nomor dua baru lulus SMA dan bungsu masih kelas 1 SMP. Suami saya kerja keras, dia tulang punggung yang menanggung segala kebutuhan kami," ucap Lilis dengan mata berkaca-kaca mengenang suaminya.
Kini pasca tabrak lari yang menewaskan suaminya, Lilis masih belum sanggup melanjutkan usaha berdagang buah yang selama ini jadi mata pencarian di keluarganya.
Rasa trauma ditambah kesedihan serta harapan besar agar pelaku bisa segera ditemukan, membuat batinnya masih belum kuat untuk melanjutkan usaha tersebut.
"Saya tidak mau macam-macam, cuma mau tahu siapa yang sudah menabrak suami saya. Siapapun orangnya, datanglah ke rumah kami atau menyerahkan diri ke kantor polisi. Tunjukan itikad baiknya, jangan seperti ini," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Abdul Hamid (79), ayah korban.
Bukan main pilunya hati Abdul Hamid sebab diusia rentanya, dia harus menghadapi kenyataan anaknya tewas menjadi korban tabrak lari.