Berita Lahat

Cerita 3 Ibu di Lahat Rawat Anak yang Alami ODGJ, Optimis Bisa Sembuh, Berdoa Anak Dapat Jodoh

Merawat H (38) yang mengalami gangguan jiwa ODGJ tidak membuat IS lelah untuk berusaha agar anak lelakinya tersebut bisa kembali sehat.

Editor: Vanda Rosetiati
SRIPO/EHDI AMIN
Pemberian konseling kepada ODGJ di Lingkungan Puskesmas Bandar Jaya Lahat, Selasa (16/11/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT - Tabah, sabar dan ikhlas sudah terpatri di hati IS (59), warga Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.

Bertahun tahun menjaga dan merawat H (38) yang mengalami gangguan jiwa atau ODGJ (Orang dengan gangguan jiwa) tidak membuat IS lelah untuk berusaha agar anak lelakinya tersebut bisa kembali sehat dan hidup normal seperti orang lainnya.

Is bertutur begitu prihatin dengan kondisi dan nasib anaknya tersebut, tak hanya mengubur impian dan cita-citanya tapi H juga harus menerima konsekuensi sosial akibat gangguan jiwa yang dideritanya.

"Awalnya sekitar tahun 2003 ketika itu anak saya duduk di bangku kuliah di salah satu perguruan tinggi di Palembang. Anak saya itu sering depresi atau trauma akibat ketakutan menjadi korban pemalakan. Ketakutan itu berimbas kepada kesehatan badannya yang mengalami panas tinggi kala itu," Terang Is menceritakan awal mula anaknya mengalami ODGJ, Selasa (16/11/2021).

Selanjutnya, ia sering melamun, tak jarang juga berbicara sendiri dan merasa ketakutan. Semakin hari semakin menjadi-jadi hingga akhirnya kami memutuskan untuk memeriksa ke Rumah sakit jiwa. Setelah divonis, kami berupaya melakukan pengobatan.

Ia bersama suami terus berusaha dan berjuang agar anaknya tersebut kembali normal. Baginya, apa yang saat ini dialami merupakan 'Bagian' hidup. Ia dan keluarga sendiri optimis anaknya akan kembali sehat.

"Kuliahnya harus terhenti. Saat ini anak saya lebih banyak di rumah namun kami bersyukur kesehatannya semakin membaik seiring memberikannya obat secara rutin yang diberikan Puskesmas Bandarjaya Lahat. Ia sudah bisa bantu pekerjaan pekerjaan di rumah seperti menyapu, mengepel, dan membersihkan halaman rumah. Kemudian komunikasi sudah mulai menyambung meski sesekali kambuh misalnya pakai baju seragam milik ayahnya karena H sejak dulu bercita cita ingin jadi PNS," tuturnya

Nasib yang sama juga dialami Zf ibu dari Ko (39) belasan tahun merawat anak kedua dari empat bersaudara tak terhitung uang yang sudah dikeluarkan untuk biaya pengobatan. Diungkapkanya, sang buah hati terkena gangguan jiwa dampak tidak kuat mempelajari pelajaran yang didalami.
"Anak saya itu kuliah di salah satu universitas di Palembang diluar mata kuliah yang diambil di kampus anak saya juga mendalami kitab tapi tampaknya ia tidak kuat mempelajari hal itu. Nah, dio itu dulu galak marah marah kalau misalnyo yang menurutnya dak sesuai dengan cara pemahaman dio," tuturnya

Saat ini selain rutin pengobatan ia dan keluarga terus berusaha agar KO bisa kembali sehat salah satunya dengan memberikan kesibukan dirumah. Salah satunya dengan aktivitas ternak kambing.

"Kalau ngamuk tiddak pernah, tapi paling kalau Dio jingok sesuatu hal yang menurut dio salah galak berbicara sendiri. Sejak mengalami gangguan jiwa terpaksa kuliahnya dihentikan ya. Tentunya harapannya anak saya bisa kembali sehat, bisa bergaul di tengah masyarakat syukur-syukur mendapatkan jodoh" Harapnya

Berbeda dengan S ODGJ yang disebabkan akibat kecanduan narkoba. Sang ibu terkadang merasa lelah dan takut lantaran S kerap mengamuk dan memberontak. Diceritakannya sebelum mengalami gangguan jiwa S mengkonsumsi barang terlarang diduga narkoba akibat kecanduan membuatnya kerap memberontak karena tidak bisa membeli barang terlarang tersebut lantaran tidak ada uang.

"Saat ini kita rutin memberikan obat sesuai anjuran dokter dan Alhamdulillah jika diberikan obat dia tenang. Kami tidak tahu persis kapan ia menggunakan narkoba tapi dari hasil pemeriksaan ia mengalami gangguan jiwa akibat barang haram tersebut," Sampainya

Faktor Alami Gangguan Jiwa

Terpisah, dr Gita Kurniasari Pelaksana Program Keswa Puskesmas Bandarjaya Lahat mengungkapkan ada banyak faktor orang mengalami gangguan jiwa yaitu genetik, Pengalaman hidup yang pernah dialami, faktor biologis, cedera otak traumatis,Janin pada ibu hamil yang terpapar virus , Penyalahgunaan alkohol atau narkoba, Memiliki kondisi medis serius (kritis) seperti kanker, Hanya memiliki sedikit teman dan sering merasa kesepian.

Seperti halnya dari 90 pasien yang kini ditanganinya diakibatkan faktor beragam terbanyak depresi dan narkoba. Jika depresi disebabkan pasien ODGJ merasa tertekan dengan berbagai persoalan yang dihadapi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved