Berita Empat Lawang

Demam 3 Hari Setelah Vaksin, Bupati Empat Lawang Jelaskan Alasan Pengembalian Moderna

Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad buka suara soal pengembalian 5.000 dosis Vaksin Moderna ke Pemerintah Provinsi  Sumatera Selatan (Sumsel)

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM/SAHRI
Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad buka suara soal pengembalian ribuan dosis Vaksin Moderna ke Pemerintah Provinsi  Sumatera Selatan (Sumsel). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad buka suara soal pengembalian ribuan dosis Vaksin Moderna ke Pemerintah Provinsi  Sumatera Selatan (Sumsel). 

Joncik menjelaskan, pengembalian vaksin Covid-19 jenis Moderna ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel dikarenakan tidak terserap ke masyarakat.

"Di Empat Lawang agak terlambat vaksinasi, karena ada vaksin Moderna sekitar 6 ribuan, karena digunakan berdampak demam 3 hari maka masyarakat tidak mau pakai moderna."

"Kita berusaha menggunakan Moderna seperti Nakes, pemangku kepentingan (sudah 100 persen) tapi masih ada sisa kita salurkan ke masyarakat namun karena ada dampak masyarakat takut sehingga tidak terserap," kata Joncik.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) mengakui, jajarannya tidak cepat menyampaikan bahwa ada vaksin tidak terserap sehingga harus dikembalikan.

"Saya sudah membuat surat resmi kembalikan ke provinsi untuk diganti vaksin jenis lain namun jumlahnya menipis, yang pasti kita tetap vaksin dengan vaksin yang ada selain Moderna yang berdampak demam dan sakit," tuturnya.

Joncik mengungkapkan untuk realisasi vaksinasi didaerahnya, memang masih rendah dibandingkan daerah lain di Sumsel.

"Kita sudah telepon Dinkes untuk segera diantar vaksin lagi, tapi karena ketersediaan vaksin kita terbatas, meski sebelumnya masih ada stok 1 juta nyatanya habis. Jadi kita masih menunggu," tuturnya.

Selain mempercepat vaksinasi dengan "keroyokan" bersama TNI, Polri, selaku kepala daerah dirinya telah menggerakan dan menginstruksikan jajarannya mulai kepala Puskesmas, Kades, Camat untuk ikut mempercepat program vaksinasi didaerahnya masing- masing.

"Saya akan memberikan reward punishment, dimana ini sesuai arahan Gubernur dan Kapolda kemarin. Yang tidak berkerja saya akan bebas tugaskan jabatannya, kalau berhasil bisa dapat reward mulai kenaikan pangkat, uang, barang dan sebagainya. Sehingga, insya Allah target hingga Desember tercapai sebanyak 67 persen warga Kabupaten Empat Lawang," tuturnya seraya capaian saat ini baru sekitar 16,9 persen.

Dijelaskan Joncik, target yang dicanangkan pusat itu sendiri jika berkaca dari data jumlah penduduk Kabupaten Empat Lawang dengan yang harus divaksin masih sedikit ngawur, mengingat target sebanyak 267 ribu divaksin di 10 kecamatan yang ada, tidak sesuai dengan persentase jumlah penduduk yang tidak wajib vaksin.

"Seperti di Kecamatan Muara Pinang itu targetnya 34 ribuan yang divaksin, padahal jumlah warganya hanya 37 ribuan, sehingga saya perintahkan Dukcapil untuk melakukan pengecekan ulang karena tidak mungkin usia dibawah 12 tahun hanya 3 ribuan, sehingga perlu revisi karena target itu sulit tercapai," ucapnya.

Selain itu kendala selama ini, pelaporan vaksinasi di Empat Lawang masih lambat, karena ada beberapa daerah yang terpencil sehingga tidak ada jaringan internet.

Ataupun SDM yang minim, sehingga kedepan petugas operator yang ada akan dilakukan pelatihan teknis untuk mengentri data karena manual dan online pasti beda, agar datanya update dan akurat disampaikan.

"Yang pasti masyarakat akan digerakan untuk mau vaksinasi, meskipun masyarakat merasa tidak ada Covid-19, namun kita tetap berharap vaksinasi dilakukan agar imun tubuhnya kuat, dan tetap melaksanakan Protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan dengan sabun)," tukasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang, Hj Hepy Safriani, Kamis (11/11/2021) menjelaskan, vaksin Moderna itu dikembalikan ke Provinsi Sumsel Rabu kemarin.

"Pihak Provinsi juga setuju untuk kemudian ditukar dengan vaksin merk AstraZeneca," Katanya.

Ia mengatakan alasan dikembalikannya vaksin Covid-19 ini adanya efek samping yang cukup berat pada beberapa penerima usai divaksin.

"Masyarakat tidak mau karena efeknya lebih berat termasuk pak bupati setelah menerima vaksin alami demam tinggi selama 3 hari," Katanya.

Ia juga mengatakan sebelum divaksin masyarakat diberi tahu akan disuntik vaksim Moderna, kemudian mereka menolak.

"Saat akan memberikan vaksin petugas bertanya dulu akan memberikan vaksin Moderna kepada penerima dan mereka tidak mau," Katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved