Berita Prabumulih
Mediasi Ditengahi Walikota Prabumulih Gagal, Warga Terdampak Seismik Datangi Kantor Pertamina
Warga Terdampak Seismik menggelar aksi di gerbang kantor PT Pertamina EP Hulu Rokan zona 4 Prabumulih, Rabu (3/11/2021).
Penulis: Edison | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Jika sebelumnya melakukan aksi unjuk rasa di halaman Pemerintah kota Prabumulih, puluhan perwakilan warga dari sejumlah kelurahan melakukan aksi damai di gerbang kantor PT Pertamina EP Hulu Rokan zona 4 Prabumulih, Rabu (3/11/2021).
Warga melakukan aksi di depan kantor Pertamina di kota Prabumulih itu lantaran kesal karena mediasi yang dilakukan Walikota Prabumulih H Ridho Yahya antara perwakilan warga dengan perusahaan pengerjaan proyek Seismik 3D Chrysant yakni PT Bureau Geophysical Prospekting (BGP) tidak berhasil alias gagal.
Perwakilan ratusan warga dari sejumlah kelurahan yang datang ke Gedung Pemkot Prabumulih terpaksa harus gigit jari lantaran perwakilan perusahaan yang datang hanya kuasa hukum dan bukan pengambil keputusan.
"Tadi perwakilan kami datang ke Pemkot Prabumulih sesuai dengan perjanjian pada Senin lalu agar permasalahan ganti rugi ini diselesaikan hari Rabu ini, namun pimpinan BGP tidak ada yang datang," ungkap Suwarno yang merupakan koordinator aksi kepada wartawan.
Lantaran kesal kemana lagi harus mengadu, para pendemo mendatangi gedung Pertamina agar memberikan solusi dan membayarkan ganti rugi kepada masyarakat yang terdampak Seismik.
Tidak hanya berorasi dan menunggu petinggi Pertamina Sumsel Zona 4 datang namun massa juga memblokade pintu masuk perusahaan tersebut.
Para karyawan maupun pegawai dari perusahaan rekanan yang datang langsung diusir para pendemo.
Irwanto yang merupakan satu diantara pendemo ketika dibincangi mengungkapkan lahan kebun milikmya juga terkena namun sampai saat ini tak kunjung mendapat ganti rugi.
"Dulu kami ada kesepakatan dengan Pak Tupang (karyawan BGP) dimana sebanyak 828 meter lahan terkena dan ada 7 lubang normal, lubang omset 3 serta terpisah dari nilai tanam tumbuh dimana total Rp 12 juta. Itu yang mau saya tuntut," ujarnya.
Tidak hanya belum dibayar, Irwanto mengatakan dalam pemberian ganti rugi PT BGP tidak adil dan terkesan seenaknya dimana ada yang mendapat Rp 2 juta rupiah bahkan lebih untuk titik bor sementara pihaknya kecil.
"Perjanjian dulu mau dibayar tanggal 10 bulan delapan (Agustus), ini sudah November tapi belum juga dibayarkan, ini berlarut larut tak dibayar-bayarkan," katanya kesal seraya mengatakan lahannya di Kelurahan Patih Galung.
Senada disampaikan puluhan warga lainnya yang mengatakan dalam perjanjian akan dibayar pada Agustus namun sampai saat ini tidak ada pembayaran. "Lahan belum dibayar, rumah retak belum dibayar, hanya janji-janji saja," lanjutnya.
Lebih lanjut warga menegaskan pihaknya akan terus melakukan aksi unjuk rasa hingga tuntutan pihaknya terkabul. "Kita akan demo terus sampai tuntutan terkabulkan," tuturnya.
Sayangnya baik dari pihak PT Pertamina EP Hulu Rokan Zona 4 Prabumulih maupun dari PT BGP belum ada yang dapat dimintai keterangan maupun tanggapan.
Baca juga: Mantan Walikota Prabumulih Turun Gunung Pimpin Demo,Tuntut Janji Ganti Rugi Seismik
Awak media yang mencoba ke kantor PT BGP di dalam komplek PT Pertamina sudah tidak ada tanda-tanda kantor beroperasi dimana pagar besi dalam keadaan tergembok.
"Tidak ada orang pak di dalam, ada mas Nawang tadi tapi lagi menghadiri pertemuan demo," kata seorang petugas keamanan ketika dibincangi.