Wawancara Eksklusif Tribun Sumsel

Cerita Sri Maya Atlet Sumsel Raih Emas PON XX Papua, Pecahkan Rekor Nasional Lari 400 Meter Putri

Sri Maya Sari (27) sudah berhasil memecahkan rekor nasional dalam waktu 53,23 detik di nomor lari 400 meter putri saat PON XX Papua.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI
Sri Maya bersama Head Newsroom Tribun Sumsel - Sriwijaya Post Hj. L Weny Ramdiastuti beberapa waktu lalu. 

Terprogram, jadi latihannya harus dengan terprogram. Ada endurance, beban, dan lain-lain. Soalnya 400 meter ini agak beda, ada gabung antara sprint dan daya tahan (endurance).

* Kamu menganalisis yang bikin menang pada point apa

Kalau menurut saya sprint juga penting, harus bagus. Karena otomatis harus sama kayak pelari 100 meter. Lalu kalau sudah kuat semua mengiringi untuk 400 meternya.

Hanya yang paling penting itu endurance, karena kalau kita nggak ada daya tahan bisa nggak bisa melangkah lagi. Tapi kalau kita ada daya tahan tetap kuat melangkahnya.

Misal yang dari Bali itu terpancing, jadi pas mau 100 meter terakhir dia habis langkah, sehingga disalip dari Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY). Kalau saya memang endurancenya uda dibentuk jadinya kuat sampai akhir.

* Pesaing terberat kamu sapa

Kalau pra PON 2019 pesaing ketatnya pelari dari Bali Dewi Ayu dia 2016 dapat perunggu. Di 2021 dia posisi ketiga dan posisi kedua dari DIY Rahma Anisa.

* Ketika kamu masuk final mereka kaget nggak

Kami kan ada babak penyisihan, tidak satu seri. Pada saat seri saya waktunya lebih bagus. Jadi mecahin rekornya hampir satu detik, dari 54,20 jadi 53,23 detik.

* Bisa diceritakan masa kecil kamu dan perjalanan karir kamu

Kalau masa kecil dari SD saya sering main, semua permainan saya alami seperti bola kasti, sepak bola, lari-lari dan lain-lain.

Pas latihan atletik di SMP yaitu di MTS Negeri Sekayu pada waktu itu ada guru olahraga. Kebetulan yang melatih olahraga itu guru atlet namanya Samsuar.

Lalu ada kejuaraan Porseni, ikutlah kejuaraan Porseni perwakilan kecamatan dulu dan memang. Kemudian mewakili kabupaten, terus ada Popda, Propov dan lain-lain secara bertahap.

Untuk SMA nya, saya melanjutkan sekolah olahraga negeri sriwijaya (SONS). Di sana saya dilatih Bastoni, jadi dari SMA saya dilatih dia. Lalu ikut
Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas), Kejurnas dan lain-lain.

Untuk kuliah saya kuliah di Universitas PGRI ikut pon 2016. Sambil kuliah saya tetap latihan terus. Alhamdulillah lancar, skripsi selesai lanjut fokus PON. Alhamdulillah dapat emas 400 meter, di PON 2016 di Bandung. Di 200 meternya dapat perunggu.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved