Berita Nasional
Berhari-hari Temani Jasad Nenek, Balita Ini Tak Mau Dievakuasi Petugas, Luluh saat Dibujuk Pendeta
Balita yang temani jasad nenek berhari-hari tak mau dievakuasi oleh petugas. Ia mau dibawa keluar setelah dibujuk pendeta
TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Kisah di balik evakuasi bocah yang berhari-hari temani jasad nenek di Jalan Gambir Anom 2, RT 06 RW 06 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (30/9/2021).
Sang bocah inisial J (3) itu awalnya menolak dievakuasi petugas.
Namun berkat usaha seorang pendeta, sang bocah luluh dan mau keluar dari rumah tersebut.
Pendeta tersebut selama ini mengenal keluarga OT, termasuk balita J.
"Kebetulan sebelum penjebolan pintu, ada pendeta yang mungkin udah kenal sama almarhum dan sama balita tersebut. Makanya bujukan dari si pendeta ini direspon sama balita, akhirnya balita mau diajak keluar," kata Komandan Regu Keamanan RW 06 Pegangsaan Dua, Supandi alias Pandi
Pandi saat ditemui di lokasi, Jumat (1/10/2021).
Awalnya, balita J hanya berdiri di pintu kamar neneknya sebelum kedatangan sang pendeta.
Bujukan dari petugas kepolisian, warga, dan petugas keamanan pun tak digubris anak malang tersebut.
Balita J juga tampak dalam kondisi memprihatinkan ketika didapati tak berbusana.
Pandi menduga balita J sudah tak makan selama empat hari.
Baca juga: Sendirian 4 Hari Temani Jasad Nenek, Tangisan Balita Tak Digubris Tetangga, Perutnya Kosong
Pasalnya, tubuh J saat itu penuh kotoran, lemas, dan wajahnya tampak pucat.
"Itu kondisinya itu kurus, pucat dia. Pucatnya udah nggak ketulungan lah, pake banget itu. Nah terus banyak kotoran, mungkin pup kali ya, namanya bocah nggak bisa cebok, sampe kering," kata Pandi.
Balita J Sebut Neneknya Batuk
Pandi mengungkapkan balita tersebut terlihat saat petugas keamanan setempat mengintip dari ventilasi rumah tempat OT ditemukan meninggal.
Pandi bercerita awalnya mendapat laporan dari warga bahwa ada bau busuk yang tercium berhari-hari dari rumah OT yang bernomor 6 di permukiman itu.
Terciumnya bau seiring dengan kecurigaan warga yang terakhir kali melihat OT keluar rumah pada Minggu (26/9/2021) lalu.
Baca juga: Tangis Balita Temani Mayat Nenek Selama 4 Hari, Ibu Meninggal Bulan Lalu, Histeris Pintu Didobrak

Pandi bersama anggota keamanan setempat lalu mendatangi rumah OT.
Mereka meminta izin ketua RW setempat untuk masuk ke teras rumah itu seraya memanggil penghuninya.
Beberapa kali panggilan tidak direspons.
Alhasil, anggota keamanan setempat mencoba mengintip ke dalam rumah lewat ventilasi.
"Di dalam ruangan penerangan masih ada, kipas masih ada. Pas di dalam itu terlihat si balita ada di situ, di pintu kamar si jenazah, dalam keadaan telanjang," kata Pandi.
Petugas keamanan itu pun mengajak si balita J berbicara.
Petugas menanyakan keberadaan OT yang dijawab dengan celotehan dari J.
"Dia (J) berdiri, ditegur lah oleh anggota saya. Ditanya, 'nenek mana dek?'," ungkap Pandi.
"Si balita itu jawab, 'nenek ada, lagi batuk'," sambung dia.
Bingung dengan jawaban J, petugas meminta bocah itu membukakan pintu.
Namun, balita J yang ternyata tak terlalu lancar berbahasa Indonesia, menolak dengan bahasa Inggris.
"Adek bisa bukain pintu nggak? Dia jawab, 'No, no'. Karena dia memang ternyata kurang lancar berbahasa Indonesia, sesekali pakai bahasa Inggris," kata Pandi.
Dari situ, Pandi dan anggotanya mencoba mengintip ke dalam rumah lewat jendela dekat parkiran mobil.
Jendela itu dilapisi teralis, kawat nyamuk, serta gorden.
Pandi yang sudah diijinkan Ketua RW harus berjibaku membuka lapisan kawat serta gorden.
Akhirnya terbongkar sumber bau menyengat beberapa hari terakhir di Jalan Gambir Anom 2.
Bau itu tak lain berasal dari jenazah OT yang sudah membengkak di atas kasur di dalam kamarnya.
"Setelah itu positif kalo sumber bau busuk itu memang dari jenazah ini. Langsung saya serahkan semuanya ke Pak RW gimana baiknya," ucap Pandi.
Penemuan jenazah OT lalu dilaporkan ke aparat Polsek Kelapa Gading.
Polisi pun mendobrak masuk ke dalam rumah itu serta mengevakuasi OT serta cucunya J.
OT dibawa ke RSCM, sementara balita J dilarikan ke Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading untuk dirawat sementara.
Kamis malamnya, balita J dijemput dan dibawa tantenya ke Pamulang untuk dibesarkan.
Tante dari J, Flora, bersama suami datang menjemput J di Puskesmas Kelapa Gading.
Flora mengatakan selanjutnya J akan dibawa untuk tinggal dan dirawat di rumahnya di bilangan Pamulang, Tangerang Selatan.
Ia mengaku sangat bersyukur bisa menemukan dan menjemput J.
"Saya sebagai wakil dari keluarga sangat bersyukur karena bisa menyelesaikan keadaan ini dengan sangat baik. Saya adalah tantenya," kata Flora di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, Kamis (30/9/2021) malam.
Flora mengatakan dirinya yang akan merawat sendiri keponakannya itu di rumahnya di daerah Pamulang, Tangerang Selatan.
Flora mengaku kaget setelah mengetahuan kejadian meninggalnya nenek OJ dan kondisi J. Ia bersama suami lantas langsung datang ke puskesmas.
Dirinya juga sempat mengajak ngobrol keponakannya itu sebelum menggendong J menuju ke mobil dan membawanya pulang.
"Rencananya akan saya rawat sendiri di rumah saya di daerah Pamulang. Dia memang sudah dari kecil sama neneknya," kata Flora.
"Orangtua dari anak ini tidak ada jadi terpaksa harus saya yang rawat. Kondisinya sehat-sehat saja sampai saat ini," sambungnya. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)
Baca berita lainnya di Google News