Berita OKU Timur

Cerita Pilu Nenek Bersama Cucu Yatim Pemulung di OKU Timur, Dorong Sepeda Hampiri Tiap Kotak Sampah

Diguyur air hujan, Rumanasmiati terlihat mendorong sepeda bersama anak kecil di belakangnya. Sepeda ontel itu ada karungnya sebagai wadah barang bekas

Penulis: Edo Pramadi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/EDO PRAMADI
Rumanasmiati (57) seorang pemulung bersama cucunya saat berada di Jalan Lintas Sumatera, Kotabaru, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur, Rabu (8/9/2021). Wanita paruh baya ini membesarkan cucunya seorang diri setelah anaknya meninggal dan menantunya menikah lagi. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Diguyur air hujan, Rumanasmiati terlihat mendorong sepeda bersama anak kecil yang berada di belakangnya.

Sepeda ontel itu sudah ada karungnya di bagian belakang, sebagai wadah barang bekas yang sudah mereka ambil.

Anak kecil yang diajaknya itu adalah cucunya, usianya 10 tahun, masih duduk di bangku kelas empat SD.

Nenek bersama cucunya itu perlahan-lahan menyusuri jalan dan menghampiri setiap kotak sampah yang mereka lihat.

Cuaca sedang hujan, tapi Rumana bersama cucunya itu masih berjalan mendorong sepeda.

Pakaian mereka pun sudah basah, adik kecil itu terlihat menggigil kedinginan.

Keduanya hanya berbekal topi bundar yang mereka gunakan di kepala.

Tibalah ia di depan minimarket di sebelah Polres OKU Timur.

Bukanya untuk berteduh dari hujan, ternyata cucunya itu malah mengambil plastik botol minuman bekas yang berada di kotak sampah minimarket tersebut.

Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan menyusuri Jalan Lintas Sumatera di kawasan Kotabaru, Kecamatan Martapura.

Kesedihan terlihat jelas di wajah Rumana saat dibincangi Tribun Sumsel.

Dirinya mengaku bahwa ia terpaksa mengajak cucunya saat bekerja, karena ia hanya tinggal berdua.

Namun apabila cucunya itu sedang sekolah, Rumana menunggunya hingga pulang dan tidak bekerja.

"Saat umurnya masih empat bulan bapaknya meninggal dunia, dan ibunya nikah lagi ketika usianya 2,6 tahun. Ibunya tidak mengurusnya jadi dia ikut saya," ujarnya dengan mata berkaca-kaca, Rabu (8/9/2021).

Rumana mengatakan, hidupnya terasa berat setelah anaknya Khorudin, meninggal dunia bulan puasa kemarin karena hanyut di Bendungan Perjaya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved