Berita Daerah
Kisah Bidan di Klaten yang Kaget Uang Rp19 Juta di Rekeningnya Hilang, Padahal Tak Dipakai Transaksi
Kisah Bidan di Klaten yang Kaget Uang Rp 19 Juta di Rekeningnya Hilang, Padahal Tak Dipaki Transaksi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSUMSEL.COM, KLATEN - Kasus hilangnya saldo di dalam rekening tabungan kembali terjadi.
Hal itu kali in dialami oleh bidan di Klaten.
Meski mengaku tak pernah lakukan transaksi, uang di rekening tabungan milik korban tiba-tiba hilang.
Akibat kejadian tersebut, bidan bernama Wahyu Widayanti (32) itu kehilangan uangnya hingga belasan juta rupiah.
Wahyu mengatakan, awalnya ia mengetahui adanya peristiwa pembobolan tersebut dari informasi yang beredar di media sosial.
Ada sejumlah orang yang mengeluhkan tabungannya dibobol.
"Awalnya, ada informasi rekening di salah satu bank dibobol, saya kira hoaks, kemudian saya coba hubungi pihak bank untuk dicek kembali, ternyata uang saya di rekening raib," kata Wahyu kepada TribunSolo.com, Selasa (7/9/2021).
Wahyu mengaku jumlah uang yang di rekening tersebut dibobol sebanyak Rp 19 juta.
Bidan yang bertugas di Desa Trasan itu mengatakan, jumlah rekening yang dibobol kini tinggal Rp 8.220.
"Saat di cek oleh bank, ternyata hari ini ada transaksi banyak sekali, padahal saya merasa tidak melakukan transaksi hari ini," ujar Wahyu.
Padahal, Wahyu sendiri terakhir kali melakukan transaksi di ATM di Samsat Klaten, Kamis lalu (2/9/2021).
Setelah mendapati rekeningnya dibobol, ia langsung langsung melaporkan kejadian itu ke pihak bank.
Meskipun sudah melaporkan ke bank, ia mengaku belum melaporkan kejadian ini ke Polres Klaten.
"Harapan saya, uang dalam rekening bisa dikembalikan semua," ujarnya.
Ia mengungkapkan, kejadian yang ia alami tidak hanya terjadi oleh dirinya saja.
Dia mengungkapkan ada salah satu rekan seprofesi yang bekerja di Kecamatan Ceper hingga dokter menjadi korban.
"Rekan-rekan kami juga menjadi korban, bahkan ada dokter yang uangnya berjumlah ratusan juta raib," pungkasnya.
Baca juga: Suami di Palembang Cekik dan Aniaya Istri, Marah Rumah Wanita Selingkuhannya Hendak Didatangi
Baca juga: Kasus Penemuan Jasad Kakak Adik di Dalam Sumur di Sidoarjo Mulai Terungkap, Berikut Kronologinya
Kasus yang Sama Sebelumnya
Nasib apes dialami seorang mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Solo yang mengaku rekening BRI miliknya dibobol hacker.
Dia adalah Abdul Wahid (21), mahasiswa semester 6.
Pasalnya mahasiswa dari Indramayu Jawa Barat yang bertempat tinggal di Kabupaten Klaten tersebut kehilangan jutaan rupiah akibat ulah hacker tersebut.
Dia mengatakan akun rekening BRI miliknya dibobol hacker bermula ia menerima notifikasi melalui pesan surel, Sabtu (24/4/2021) tetapi baru disadari Selasa (27/4/2021).
"Saya mendapatkan notifikasi tersebut Sabtu lalu, namun baru ngehnya kemarin," kata Wahid, kepada TribunSolo.com, Rabu (28/4/2021).
Lanjut, Wahid mengatakan dalam notifikasi dari BRImo berisi transaksi transfer ke BTPN atas nama Saliman dengan jumlah Rp 8.820.009.
Dia mengaku kaget dengan notifikasi tersebut karena dirinya merasa tidak melakukan transaksi ke akun rekening tersebut.
"Saya baru sadar pada tanggal 24 April itu ada SMS masuk dari BRI-OTP tepatnya pada pukul 01.24, 01.25 dan 02.21 tentang verifikasi login di pesan singkat saya," aku Wahid.
Atas kejadian tersebut, ia mengaku sudah melaporkan dan meminta pihak bank untuk memblokir rekening miliknya.
Kemudian, Wahid mengaku dirinya melapor pihak Polres Klaten tetapi laporan tersebut ditolak.
"Saya juga sudah lapor ke pihak berwajib, namun, kata mereka belum ada bukti-bukti yang kuat untuk menindak lanjuti kasus ini," akunya.
Mahasiswa Papua
Puluhan mahasiswa asal Papua di Kota Solo melakukan malam keakraban (Makrab) di Tawangmangu, Jumat (9/4/2021) malam.
Menurut mahasiwa senior Papua di Solo, Moses, mengungkapan kegiatan ini jadi malam keakraban mahasiwa baru dan lama yang ada di Kota Bengawan.
Bahkan pihaknya mendapatakan fasilitas kendaraan bus dan penjagaan dari kepolisian selama penyelenggaraan acara di Kabupaten Karanganyar.
"Perhatian yang sangat luar biasa bagi mahasiswa Papua," akunya kepada TribunSolo.com.
"Perhatian ini sangat penting bagi kami untuk fokus belajar dan bisa membangun papua setelah lulus," ungkap dia.
Wakapolresta Solo, AKBP Deny Heryanto, menyatakan Polresta Solo dan Polda Jawa menfasilitasi kendaraan wisata sebagai bagian dari perannya kepada masyarakat.
"Sebagai orang tua asuh Mahasiswa Papua di Solo, kita fasilitasi kendaraan untuk ke Tawangmangu," ungkapnya.
Deny mengganggap semua warga Indonesia wajib dirangkul dan difasilitasi negara.
"Mereka bagian dari negara kita, wajib dirangkul dan lakukan pengamana sampai lulus kuliah dan bisa membangun tanah Papua," ungkapnya.
Anak Asuh Kapolres
Sebanyak 10 siswa asal Papua sedang menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Sragen.
Dari 10 siswa Papua ini terdiri dari dua orang perempuan dan delapan orang pria.
Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi menyampaikan, 10 siswa papua tersebut saat ini duduk di kelas 10 sampai kelas 12 SMA.
"Mereka ini memang punya cita-cita belajar di Pulau Jawa," paparnya saat ditemui TribunSolo.com, Selasa (23/2/2021).
Dijelaskannya, mereka bisa bersekolah di Sragen berkat program afirmasi dari Pemerintah Provinsi Papua.
Sebagai bentuk atensi polisi kepada siswa-siswa papua, katanya, mereka dijadikan anak asuh.
"Jadi melalui program orang tua asuh yang kami buat, mulai dari saya sendiri, wakapolres, kabag, dan kasat akan menjadi orang tua asuh mereka," ujarnya.
Tujuannya untuk membantu mereka bila menemui kesulitan saat tinggal di Sragen.
"Jika mereka punya masalah, kami siap membantu," katanya.
Ia menambahkan, atensi yang diberikan ini berangkat dari pengalamannya ketika ditugaskan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Dulu waktu saya dinas di NTT tidak punya banyak kerabat maka saya bisa merasakan perasaan siswa dari Papua yang merantau," imbuhnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Bidan di Klaten Kaget, Uang Rp 19 Juta Hilang dari Rekening: Padahal Tidak Dipakai Transaksi.