Berita Nasional

Demokrat Angkat Bicara Usai Fahri Hamzah Kritisi Parpol Polisi, Sebut Rindu Hidup di Zaman SBY

Demokrat Angkat Bicara Usai Fahri Hamzah Kritisi Parpol Polisi, Sebut Rindu Hidup di Zaman SBY

Editor: Slamet Teguh
Ist via Tribunnews
Demokrat Angkat Bicara Usai Fahri Hamzah Kritisi Parpol Polisi, Sebut Rindu Hidup di Zaman SBY 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Fahri Hamzah kini kembali bersuara.

KalI ini, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menyerang para oposisi di parlemen.

Fahri mengkritik oposisi yang tampak lemah di parlemen sehingga membuat rakyat masih saja mengurusi politik meski pemilu usai.

"Mengapa rakyat tidak istirahat urus politik dan fokus cari kehidupan? Karena yang diberi amanah lalai dan sibuk pencitraan. Rakyat harusnya berhenti berpolitik dan gesek-gesekan setelah pemilu dan nyoblos," kata Fahri Hamzah, Jumat (3/9/2021).

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menyerang oposisi di parlemen.

Fahri menuliskan di situs pribadinya berjudul 'Oposisi Sekongkol, Rakyat yang Tawuran'.

Partai Demokrat menilai Fahri Hamzah rindu hidup seperti di era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Kritik yang disampaikan Bang Fahri Hamzah menyiratkan kerinduan ketika kehidupan demokrasi kita terjaga dan berkualitas seperti pada Pemerintahan SBY. Pada masa itu 2004-2014, masyarakat politiknya sangat aktif dan dinamis, termasuk di DPR dalam menjalankan tugas-tugas kedewananannya," kata Deputi Bappilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, Minggu (5/9/2021).

Bahkan, kata Kamhar, kondisi parlemen era SBY punya koalisi rasa oposisi.

Baca juga: Fahri Hamzah Serang Oposisi Pemerintah di Parlemen, Sebut Kalian Bersekongkol, Rakyat yang Tawuran

Baca juga: Mengaku Utusan Jokowi hingga Tipu Artis Fahri Azmi, Seorang Pria Ditangkap di Palembang

Menurutnya, hal itu bagus untuk demokrasi.

"Jangankan dari oposisi, dari partai koalisi pemerintah namun cita rasa oposisi seperti Bang Fahri Hamzah dkk juga banyak, dihargai dan eksistensinya terjaga. Itu diperlukan untuk menjaga sehatnya demokrasi. Begitulah Pak SBY sebagai demokrat sejati memandang dan menempatkan dinamika dalam koalisi pemerintah," ucapnya.

Kamhar mengatakan pada periode 2014-2019, kekuatan oposisi di parlemen masih signifikan sekalipun dari sisi jumlah kalah setelah Golkar pindah haluan masuk koalisi pemerintah.

"Menjadi berbeda ceritanya dengan periode 2019-2024. Sejak awal oposisi telah ditinggal oleh Gerindra yang pindah haluan menjadi koalisi pemerintah dan hanya tersisa Partai Demokrat dan PKS. 5 kursi pimpinan DPR semuanya dari koalisi pemerintah," ujarnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah berpose usai wawancara khusus dengan Tribun Network di Jakarta, Kamis (3/6/2021). Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)
Kamhar menduga Fahri tak bisa menyaksikan suara oposisi di parlemen karena sudah tidak lagi berada di Senayan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved