Berita Palembang
Baliho Ketum Golkar Airlangga Mulai Marak di Palembang, Ini Kata DPD Sumsel
Baleho Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto 2024 ramai di Jalanan Kota Palembang bertuliskan Kerja untuk Indonesia.
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Sebelumnya, Pemerhati politik Sumsel dari Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes) Bagindo Togar menilai, mulai maraknya wajah para tokoh utama atau pimpinan parpol diberbagai kota besar di wilayah Indonesia, tak terkecuali diwilayah Sumatera Selatan, terkhusus di Kota Palembang, sebagai bagian dimulaimya marketing politik.
"Ini, guna merawat serta meningkatkan derajat popularitas, maupun elaktabilitas sosok tokoh parpol, yang akan digadang sebagai bakal calon tokoh kepemimpinan Nasional ( Pasangan Capres) dalam kontestasi Pemilu September 2024 nanti," ungkap Bagindo.
Diungkapkan Bagindo, bila mengacu dari hasil survey yang dirilis oleh beragam lembaga jajak pendapat, masih ada pimpinan parpol dan non parpol lain yang menjajakan dirinya melalui media publikasi mainstream tersebut, seperti Prabowo Subianto, Zulkifli Hasan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Anis Baswedan, Andika Perkasa, Erik Thohir, Sandiaga Uno dan sebagainya.
"Namun lebih populer dari para tokoh yang rame balihonya tadi. Mereka lebih terpublikasi dari pemberitaan ragam applikasi media sosial, media elektronik, cetak juga media online," capnya.
Dikarenakan Presiden saat ini (Jokowi) tidak mungkin mencalonkan lagi, yang juga Wapres kemungkinan besar takkan mencalonkan diri karena faktor usia. Maka Pilpres mendatang memberi ruang dan kesempatan bagi beragam sosok yang masuk radar parpol peserta pemilu.
"Mereka berharap menjadi bagian bursa calon tokoh nasional, untuk mencoba keberuntungan agar dapat lolos sebagai Paslon Capres yang bertarung kelak," tuturnya.
Baca juga: Sepekan Terakhir, 5 Pelaku Jambret dan Gembos Ban di Palembang Ditangkap
Dengan pemilu yang masih lama dan proses politik juga menyita cukup banyak persiapan, dilanjutkan Bagindo tokoh- tokoh politik itu yang paling penting, adalah bagaimana mengfornulasi simpati dan dukungan para pemilih.
"Kemudian merumuskan formula strategi untuk itu sungguh sangat tidak mudah. Butuh kajian, komunikasi, proses dan instrumen yang handal, sehingga para figur tadi akan menjadi masyur dimata masyarakat secara nasional. Selanjutnya, bagaimana mengstigmakan sosok- sosok tadi juga sarat akan kwalitas intelektual, spiritual serta moral," pungkasnya.