Berita Banyuasin

Titik Hotspot di Sumsel Juni 2021 Menurun Dibandingkan Tahun Lalu

Titik hotspot atau titik panas di Sumsel pada bulan Juni 2021 menurun dibanding tahun 2020 lalu.

HUMAS POLDA SUMSEL
Untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan karhutla, Polda Sumsel bersinergi dengan BPBD Provinsi, Kabupaten/Kota, Babinsa dan Masyarakat Peduli Api di masing-masing wilayah. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Saat musim kemarau biasanya sering terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Namun jika dibandingkan tahun 2020 dan 2021 dilihat dari titik hotspot, Karhutla tahun ini terbilang menurun.

"Berdasarkan data yang ada titik hotspot terlihat menurun, pada Juni 2020 ada 354 titik hotspot sedang pada Juni 2021 ada 217 titik hotspot. Lalu pada Juli 2020 ada 388 titik hotspot dan Juli 2021 ada 211 titik hotspot," kata Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori, Jumat (23/7/2021).

Lebih lanjut ia mengatakan, berbagai langkah dilakukan untuk menekan Karhutla seperti patroli terpadu dan sosialisasi kepada masyarakat.

Selain itu juga patroli udara melalui helikopter, sedangkan jika terjadi Karhutla tim pemadam darat dan udara siap berkolaborasi.

"Untuk udara menggunakan lima unit helikopter water bombing (WB) yang sudah standby. Untuk daerah rawan Karhutla yaitu Banyuasin, OKI, Pali, Musi Rawas, Muara Enim, Ogan Ilir, Muratara, OKU, dan OKU Timur," katanya.

Ansori menghimbau, sebagian wilayah Sumsel sudah mulai kering, sehingga mudah terjadinya kebakaran.

Untuk itu dihimbau agar masyarakat berhati-hati dalam penggunaan api.

Sebab 99 persen, karena manusia lalai maupun sengaja.

Sementara itu untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sendiri sudah dihentikan sejak 30 Juni 2021.

Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT, Purwadi menambahkan, TMC sudah selesai sejak 30 Juni 2021.

Secara total, selama pelaksanaan kegiatan TMC untuk menanggulangi bencana kabut asap Karhutla di Provinsi Sumsel tahun 2021 telah dilaksanakan  penerbangan sebanyak 19 kali.

"Dengan jam terbang selama 30 jam 55 menit dan menghabiskan bahan semai sebanyak 15.200 kg, NaCl. Secara umum di wilayah Provinsi Sumsel selama kegiatan TMC terjadi hujan hampir setiap hari, namun dengan sebaran yang tidak merata," katanya.

Menurutnya, intensitas hujan bervariasi dari hujan ringan hingga hujan sedang.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved