Menuju Herd Immunity
Cerita Warga Ingin Vaksinasi Covid-19, Sudah Menunggu dari Jam 5 Pagi di Puskesmas Sako
Masih tingginya kasus Covid-19 di Indonesia saat ini, menjadi kesadaran masyarakat untuk divaksinasi menjadi tinggi.
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Prawira Maulana
Dilanjutkan Kiki, ia menghimbau kepada masyarakat yang hendak vaksinasi tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes) 5M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas atau interaksi).
"Makanya kami buat antrian, dan batasi setiap hari, karena yang datang dalam sehari bisa diatas 300 an lebih warga," ungkapnya.
Selain itu, ia memastikan bagi masyarakat Palembang khususnya di Kecamatan Sako, ketersedian dosis vaksin di Puskesmas Sako masih cukup dan diharapkan masyarakat tidak panik dan bisa semua divaksin nantinya.
"Total ketersedian dosis vaksin kita masih 1.500an, kalau mau habis kami minta lagi ke Dinkes. Ini untuk memastikan masyarakat bisa divaksin, apalagi mereka yang lanjut usia," pungkasnya.
Herd Iimmunity atau Kekebalan Kelompok
Apa itu herd immunity atau kekebalan kelompok?
Menurut WHO, ‘ Kekebalan kelompok’ (herd immunity), yang juga dikenal sebagai ‘kekebalan populasi’, adalah konsep yang digunakan untuk imunisasi, di mana suatu populasi dapat terlindung dari virus tertentu jika suatu ambang cakupan imunisasi tertentu tercapai.
Kekebalan kelompok tercapai dengan cara melindungi orang dari virus, bukan dengan cara memaparkan orang terhadap virus tersebut.
Vaksin melatih sistem imun kita untuk menciptakan protein yang dapat melawan penyakit, yang disebut ‘antibodi’, seperti jika kita terpapar pada suatu penyakit, tetapi perbedaan pentingnya adalah bahwa vaksin bekerja tanpa membuat kita sakit. Orang yang telah diimunisasi terlindung dari penyakit yang bersangkutan dan tidak dapat menyebarkannya, sehingga memutus rantai penularan.
Dalam konsep kekebalan kelompok, antibody besar penduduk diimunisasi, sehingga menurunkan jumlah keseluruhan virus yang dapat menyebar ke seluruh populasi. Alhasil, tidak semua orang perlu diimunisasi agar terlindungi. Hal ini membantu memastikan bahwa kelompok-kelompok rentan yang tidak dapat diimunisasi tetap aman.
Persentase orang yang perlu memiliki ntibody untuk mencapai kekebalan kelompok terhadap suatu penyakit berbeda-beda dari satu penyakit ke penyakit lain. Sebagai contoh, untuk mencapai kekebalan kelompok terhadap campak, sekitar 95% populasi harus diimunisasi. 5% penduduk lain akan terlindungi karena campak tidak akan menyebar di antara orang-orang yang diimunisasi. Untuk polio, ambangnya adalah sekitar 80%.