Menuju Herd Immunity
Cerita Warga Ingin Vaksinasi Covid-19, Sudah Menunggu dari Jam 5 Pagi di Puskesmas Sako
Masih tingginya kasus Covid-19 di Indonesia saat ini, menjadi kesadaran masyarakat untuk divaksinasi menjadi tinggi.
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Masih tingginya kasus Covid-19 di Indonesia saat ini, menjadi kesadaran masyarakat untuk divaksinasi menjadi tinggi.
Hal ini terlihat dari pantauan Tribun Sumsel.com disejumlah Puskesmas yang ada di kota Palembang, dimana ratusan warga Kecamatan Sako Palembang telah mengantri dari pukul 05.00 wib pagi di Puskesmas Sako Jalan Sematang Borang Kompleks Perumahan Sangkuriang Sako, untuk mendaftarkan diri agar mendapatian vaksin gratis.
Lia (35) warga Kelurahan Sukamaju Sako, mengaku sudah datang ke Puskesmas Sako sekitar pukul 05.00 wib diantar suaminya.
Ia mendapat informasi vaksin gratis dari media, jika masyarakat umum bisa melakukan vaksinasi dimasing- masing Puskesmas tanpa harus ke rumah sakit.
"Tadi, datang kesini setelah sholat subuh sekitar pukul lima pagi, tapi sudah ramai juga yang datang," kata Lia, Selasa (13/7/2021).
Dijelaskan ibu rumah tangga yang suaminya berprofesi sebagai pengacara ini, mengikuti vaksinasi untuk terhindar dari virus Covid-19, yang dimana di Sumsel telah merengut seribu nyawa manusia.
"Meski belum tentu ada jaminan kita tidak tertular, namun ini bisa meminimalisir jika kita sakit, tidak parah," jelas Lia yang pada kesempatan itu mendapatkan nomor antri 120 an.
Hal berbeda diungkapkan Kiki (28) yang merasa kecewa karena tidaj kebagian nomor antrian untuk bisa divaksin.
"Tadi sudah datang pukul tujuh pagi, ternyata sudah habis nomor antriannya, dan disuruh mendaftar kembali besok subuh," ucapnya.
Kiki sendiri, mengaku telah berusaha mendaftarkan diri untuk bisa vaksinisasi dibeberapa titik, mulai dari Puskesmas, Polrestabes Palembang maupun OJK yang mengadakan vaksinisasi. Namun semuanya saat didatangi sudah habis.
"Saya sudah beberapa hari ini keliling cari tempat vaksinisasi, namun saat didatangi sudah habis. Mau kemana lagi saya vaksinisasi, mengingat perusahaan tempat saya sudah wanti- wanti agar karyawannya harus sudah divaksin," tandasnya.
Sementara Kepala Puskesmas Sako Palembang drg Kiki Ayu Marlina menyatakan, ditempatnya memang sudah menjalankan program vaksinasi massal bagi masyarakat umum, setelah adanya Surat Edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan untuk melakukan vaksinasi massal.
"Selama dibuka kegiatan vaksinasi massal, antusias masyarakat memang cukup tinggi hingga saat ini," capnya.
Ditambahkan Kiki, agar tidak terjadi kerumunan massa saat kegiatan vaksinasi itu, pihaknya sendiri membatasi pemberian vaksinasi ke masyarakat, dimana dalam satu hari 150 hingga 200 masyarakat yang divaksinasi.
"Makanya kita batasi setiap hari, agar tidak menimbulkan kluster baru," tuturnya.
Dilanjutkan Kiki, ia menghimbau kepada masyarakat yang hendak vaksinasi tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes) 5M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas atau interaksi).
"Makanya kami buat antrian, dan batasi setiap hari, karena yang datang dalam sehari bisa diatas 300 an lebih warga," ungkapnya.
Selain itu, ia memastikan bagi masyarakat Palembang khususnya di Kecamatan Sako, ketersedian dosis vaksin di Puskesmas Sako masih cukup dan diharapkan masyarakat tidak panik dan bisa semua divaksin nantinya.
"Total ketersedian dosis vaksin kita masih 1.500an, kalau mau habis kami minta lagi ke Dinkes. Ini untuk memastikan masyarakat bisa divaksin, apalagi mereka yang lanjut usia," pungkasnya.
Herd Iimmunity atau Kekebalan Kelompok
Apa itu herd immunity atau kekebalan kelompok?
Menurut WHO, ‘ Kekebalan kelompok’ (herd immunity), yang juga dikenal sebagai ‘kekebalan populasi’, adalah konsep yang digunakan untuk imunisasi, di mana suatu populasi dapat terlindung dari virus tertentu jika suatu ambang cakupan imunisasi tertentu tercapai.
Kekebalan kelompok tercapai dengan cara melindungi orang dari virus, bukan dengan cara memaparkan orang terhadap virus tersebut.
Vaksin melatih sistem imun kita untuk menciptakan protein yang dapat melawan penyakit, yang disebut ‘antibodi’, seperti jika kita terpapar pada suatu penyakit, tetapi perbedaan pentingnya adalah bahwa vaksin bekerja tanpa membuat kita sakit. Orang yang telah diimunisasi terlindung dari penyakit yang bersangkutan dan tidak dapat menyebarkannya, sehingga memutus rantai penularan.
Dalam konsep kekebalan kelompok, antibody besar penduduk diimunisasi, sehingga menurunkan jumlah keseluruhan virus yang dapat menyebar ke seluruh populasi. Alhasil, tidak semua orang perlu diimunisasi agar terlindungi. Hal ini membantu memastikan bahwa kelompok-kelompok rentan yang tidak dapat diimunisasi tetap aman.
Persentase orang yang perlu memiliki ntibody untuk mencapai kekebalan kelompok terhadap suatu penyakit berbeda-beda dari satu penyakit ke penyakit lain. Sebagai contoh, untuk mencapai kekebalan kelompok terhadap campak, sekitar 95% populasi harus diimunisasi. 5% penduduk lain akan terlindungi karena campak tidak akan menyebar di antara orang-orang yang diimunisasi. Untuk polio, ambangnya adalah sekitar 80%.