Darurat Covid 19

BOR Capai 80 Persen, RS Siloam dan RSUD Prabumulih Pastikan Pelayanan Kesehatan Tetap Berjalan

RS Siloam Sriwijaya Palembang dan RS Umum Daerah (RSUD) Prabumulih, tetap menjamin pelayanan kesehatan bagi masyarakat tetap berjalan.

TRIBUNSUMSEL.COM
Direktur RS Siloam Sriwijaya dr Bona Fernando dan Direktur RSUD Kota Prabumulih dr Hj Hesty Widiyaningsih, saat live talk Virtualfest Tribun Sumsel dan Sripo, Selasa (13/7/2021) yang juga dihadiri Epidemiolog Unsri dr Iche Andriani Liberty, SKM, MKes dengan dipandu Kepala Newsroom Tribun Sumsel- Sripo, Hj L Wenny Ramdiastuti. 

Sementara Direktur RSUD Kota Prabumulih dr Hj Hesty Widiyaningsih,  mengungkapkan lonjakan pasien terpapar Covid-19 yang dirawat ditempatnya sehingga BOR di RSUD Prabumulih full saat ini, dimana tren ini terjadi pada awal Juli ini, setelah diberlakukannya PPKM darurat di Pulau Jawa dan Bali.

"Sebenarnya pasa Januari- Februari 2021 keterisian tempat tidur hanya 20-30 persen, April sudah meningkat 50 persen, tapi akhir ini imbas dari PPKM darurat BOR mulai 79-80 persen hingga 100 persen. Mengingat, kami (RSUD) juga melayani pasien tetangga dari PALI dan Muara Enim," jelasnya.

Hesty menerangkan, RSUD sebenarnya telah menambah 24 bed kembalu untuk mengcover pasien Covid-19 sebagai antisipasi jika ada lonjakan, mengingat sejumlah RS swasta yang ada mengakusudah kewalahan. 

"Kami selama ini disuport Pemkot, jadi harus lebih siap dibanding RS swasta. Ruang isolasi kami dari 39 menjadi 63 ruang isolasin dan diharapkan tidak full sehingga tidak mengganggu pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang ada," capanya.

Hesty pun memastikan jika soal APD dan ketersedian oksigen dalam penanganan Covid-19 tidak masalah, namun jika dari ketersedian obat- obatan mengingat sempat terjadi kekosongan distributor ia mengkhawatirkan hal tersebut.

"Selama ini, kasus kematian masih rentan diatas usia 50 tahun apalagi ada bawaan komorbidnya, tapi yang dirawat usia produktif tak menutup kemungkinan. Selama ini, perhatian kasus di IGD yang datang ke RS karena saturasi oksigen yang turun ataupun sudah isolasi mandiri 1 minggu di rumah dan datang ke RS sudah memberat sehingga rawat inap," tuturnya.

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Pasien, RSUD Prabumulih Dirikan Tenda Darurat di Depan IGD

Disisi lain, pihaknya memiliki kendala SDM yang terbatas saat ini mengingat jumlah kasusnya pun belum setajam seperti kota Palembang, sehingga masih bisa memberikan pelayanan. Namun, masalahnya jika ada Nakes yang terpapar, maka pihaknya harus melakukan screanning berskala melalui pemeriksaan rapid tes meski tanpa gejala dengan isolasi, dan jadi kekurangan SDM.

"Kami sudah koordinasi dengan Dinkes Prabumulih untuk rekrutmen tenaga Puskesmas khususnya perawat, yang akan ditarik ke RSUD," paparnya.

Dilanjutkan Hesty, sebagai RSUD ditengah kondisi saat ini diharapkan pasien yang dirawat memang yang betul- betul perlu dirawat RSUD, sehingga layanan kesehatan tetap berjalan.

"Dalam waktu kedepan bisa mencari solusi dan bisa menambah bed di tengah penambahan pasien covid baru dan kita harus siap. Kami maklumin Pemda saat ini keterbatasan anggaran dan keuangan negara dan daerah sampai saat ini melakukan perubahan pembiayaan. Harapannya kedepan kami bisa melaksanakan pelayanan dengan baik," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved