Erick Thohir Dikritik Politikus PKS Soal Ivermectin untuk Pasien Covid-19 : Mubazir itu Tidak Baik

Pernyataan Erick Thohir soal penggunaan Ivermectin dikritik oleh politikus PKS. Diketahui, obat tersebut merupakan obat cacing

Editor: Weni Wahyuny
Tangkap Layar Kontan dan Tribunnews/Herudin)
Erick Thohir menyebut Obat anti parasit Ivermectin digunakan terbatas untuk terapi penanganan COVID-19. Kini ia dikritik politikus PKS 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dikritik politikus PKS sekaligus Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Alifudin terkait 'promosi' Ivermectin sebagai terapi pasien Covid-19.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengklaim ivermectin merupakan satu obat terapi Covid-19 dan telah mendapatkan izin edar dari BPOM.

Namun, BPOM menegaskan izin edar obat ivermectin yang dikeluarkan instansi tersebut bukan untuk digunakan sebagai obat covid-19, melainkan sebagai obat cacing.

Alifudin mengingatkan kepada pemerintah agar fokus vaksinasi dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

"Soal obat ivermectin itu, baiknya Kemenkes melakukan tugas dan fungsinya dengan uji klinis serta para ahli bisa meneliti ivermectin, jangan malah BUMN membuat pernyataan seperti jualan obat," kata Alifudin, kepada Tribunnews, Rabu (23/6/2021).

"Jangan memanfaatkan kondisi pandemi dengan berjualan obat, dengan embel-embel sudah mendapat izin edar, takutnya mubazir obat ivermectin yang sudah diproduksi banyak eh malah tidak efektif, seharusnya belajar dari pengalaman seperti obat hydroxychloroquine atau obat malaria yang katanya efektif untuk Covid-19," ucap Alifudin.

Alifudin menegaskan cara Erick Thohir tersebut sangat berdampak pada masyarakat, yang nantinya akan berbondong-bondong membeli obat ivermectin dan dipertengahan jalan tidak bermanfaat obat tersebut karena diberhentikannya uji klinis.

"Mubazir itu tidak baik, seharusnya langkah yang tepat dilakukan pemerintah adalah dengan menunggu tahapan hasil uji klinis obat Ivermectin selesai oleh kemenkes dan menggalakan vaksinasi Covid-19 ke masyarakat agar terciptanya Heard Imunity, harusnya rencana yang sudah dibentuk dilaksanakan dengan baik," ujar Bang Alif sapaan akrabnya.

Untuk diketahui, pemerintah menargetkan vaksinasi virus corona bisa mencapai 1 juta sehari.

Namun, realisasi target tersebut hingga saat ini masih jauh panggang dari api.

Baca juga: BPOM Sebut Ivermectin Adalah Obat Cacing, Bukan Obat Covid-19, Ini Penjelasan Lengkapnya

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, rata-rata jumlah orang yang disuntik per hari dalam sepekan terakhir masih sekitar 50 persen dari target atau 267.446 orang.

Meski pada Kamis (3/6/2021), jumlah orang yang disuntik vaksin Covid-19, baik dosis pertama maupun kedua, naik menjadi 424.675 orang.

Pada April 2021, rata-rata vaksinasi per hari mencapai 274.525 orang, namun turun menjadi 267.446 orang per hari pada Mei.

Rata-rata harian jumlah suntikan vaksin Covid-19 dalam seminggu terakhir sebesar 375.442 untuk dosis pertama dan kedua.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved