Berita OKI
Meski Penjualan Menurun, Perajin Bolu Cupu Khas Kayuagung OKI Tetap Produksi
Meski Permintaan Menurun, Perajin Bolu Cupu makanan tradisional khas warga Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir tetap Produksi
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Bolu Cupu makanan tradisional khas warga Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir yang biasa dihidangkan saat acara pesta dan dijadikan menu andalan saat hari raya tiba.
Dengan pandemi Corona virus disease 2019 atau Covid-19 yang masih melanda Indonesia saat ini, membuat adanya penurunan pesanan.
Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat sejumlah perajin bolu cupu yang ada di Kayuagung dan tetap berproduksi.
Hal tersebut diterangkan salah satu produsen rumahan bolu cupu yang telah berdiri sejak tahun 2002 silam, bernama Ningmas Kalung berada di Kelurahan Paku, Kecamatan Kayuagung.
Baca juga: Tersinggung, 7 Pria Keroyok Pekerja Pabrik di Air Sugihan OKI Hingga Babak Belur
"Selama pandemi memang terdampak dan pemesan menurun tinggal sekitar 70 persen dari tahun sebelumnya," jelas Amir, penerus usaha bolu cupu Ningmas Kalung saat ditemui Tribunsumsel.com, Selasa (15/6/2021).
Dirinya mengatakan sebelum adanya pandemi Covid-19 datang, dirinya bisa menjual sekitar 1.400 buah bolu cupu setiap harinya.
Akan tetapi untuk saat ini hanya mampu terjual kurang lebih 1.000 buah saja.
"Memang biasanya pesanan meningkat setelah hari raya Idul Fitri, karena bolu ini biasa dihidangkan warga disaat acara pesta hajatan,"
"Kami tetap produksi meski ada pengurangan jumlah pesanan, Alhamdulillah sebulan terakhir penjualan mulai ramai. Berbeda dengan awal pandemi tahun lalu yang hampir tidak ada pemesan," tuturnya.
Baca juga: Residivis Pencurian Bobol Rumah Mantan Bos, Curi Motor Dipakai Sendiri, Kabur dari Mariana ke OKI
Dikatakannya, meskipun produksi berkurang akan tetapi harga jual masih stabil dan tidak mengalami kenaikan.
"Harga masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, untuk bolu dengan olahan telur ayam perbuah dijual Rp 1.200 sedangkan olahan telur bebek yaitu Rp 1.500," tuturnya.
Dirinya berharap, usahanya tersebut dapat lebih lancar dan peminat lebih banyak hingga terjual ke luar negeri.
"Kalau pembeli datang dari seluruh Indonesia seperti dari Lampung, Jakarta, Yogyakarta, ada juga dari Medan sampai Aceh," beber Amir.
"Cita-cita saya semoga saja penjualan hingga keluar negeri," tambahnya.