Berita Palembang
Pandemi Angka Kematian Penyintas Kanker di Sumsel Meningkat, Ini Penyebabnya
Meningkatnya angka kasus kematian penyintas kanker ini dikarenakan ketakutan dan kendala bagi penderita untuk melakukan pengobatan di masa pandemi.
Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pandemi covid-19 yang melanda dunia sudah setahun lebih membuat dampak besar bagi semua lini. Termasuk juga para penderita atau penyintas kanker yang ada di Sumsel.
Ketua Cancer Information and Support Center Association (CISC) Sumsel, Leni Mardiana mengatakan selama pandemi ini kasus kematian penyintas kanker di Sumsel meningkat.
"Untuk data kita memang tak bisa bicara namun ada peningkatan kasus kematian bagi penyintas ini," ujarnya, Selasa (8/6/2021).
Ia mengatakan meningkatnya angka kasus kematian penyintas kanker ini dikarenakan adanya ketakutan dan kendala bagi penderita untuk melakukan pengobatan di masa pandemi.
"Saat pandemi awal itu banyak pasien ini yang tidak berani datang ke rumah sakit karena takut juga terpapar," jelasnya.
Lalu, ditambah lagi yang dari luar daerah kota Palembang terkendala untuk harus melalukan swab.
"Terutama yang dari daerah ini kan sulit, repot kalau harus datang ke Palembang pakai swab , inilah yang membuat kendala mereka belum lagi memikirkan cost lainnya," ungkap dia.
Sehingga para penyintas yang keadaanya drop sehingga semakin drop dan penyakitnya menyerang ke bagian-bagian lainnya.
"Belum lagi ditambah tingkat stres yang meningkat mempengaruhi kesehatan bagi para penyintas ini," bebernya.
Karena itu, selama pandemi juga pihaknya juga memang membatasi pendampingan bagi penyitas kanker ini yang berobat.
"Selama ini kita kan selalu mendampingi para penyitas ini sampai ke pengobatan mereka, kemoterapi juga. Namun di masa pandemi kita memang membatasi pendampingan dan hanya yang kategori benar-benar tak beresiko kita masih mendampingi," beber dia.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pensiunan PNS di Indralaya Cabuli Bocah 10 Tahun, Dalih Kangen Cucu
Kata Leni, seperti tahun lalu pihaknya juga menghimbau bagi penyitas yang tidak melakukan kemoterapi untuk mengurangi kontrol ditengah pandemi ini.
"Biasa tiap bulan jadi sekarang tiga bulan sekali saja. Dan sekarang kita imbau boleh kontrol asalkan tetap dengan mematuhi prokes yang ketat," ungkapnya.
Selain itu, selama pandemi ini pula pihaknya memberikan dukungan-dukungan moral dam sosialisasi kepada para penyitas secara online.
"Selama ini kita aktif menggelar webinar-webinar kepada para penyitas sebagai salah satu upaya bentuk moril kita kepada para penyitas," tegas dia.