Berita Lubuklinggau
21 Sekolah SD & SMP di Lubuklinggau Simulasi Belajar Tatap Muka, Siswa Tak Hafal Nama Teman Sekelas
Ada 21 sekolah yang kita lakukan uji coba ini tujuh diantaranya SMP baik negeri dan swasta, sedangkan sisanya SD.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Sebanyak 21 sekolah jenjang SMP di Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan (Sumsel) melaksanakan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai hari ini, Rabu (2/6/2021).
Uji coba belajar tatap muka dilaksanakan secara bergiliran, sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh sekolahnya masing-masing.
Dalam kesempatan ini Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Lubuklinggau, Dian Candera memantau langsung persiapan PTM di SMPN 2 Lubuklinggau.
Di sela-sela tinjauannya Dian sempat bertanya dengan beberapa siswa, hasilnya karena banyak siswa semenjak masuk sekolah belum pernah bertemu teman sekolahnya akibat pandemi Covid-19.
Ada beberapa siswa dalam satu kelas tidak hafal nama temannya sendiri. Sontak saja aksi pelajar kelas VIII tersebut mengundang reaksi tawa dari teman-temannya yang lain.
"Ada 21 sekolah yang kita lakukan uji coba ini tujuh diantaranya SMP baik negeri dan swasta, sedangkan sisanya SD," kata Dian pada wartawan.
Ia mengungkapkan uji coba ini untuk melihat kesiapan sekolah terkait protokol kesehatan (prokes) dan melihat mental anak karena pola prilaku disaat pandemi harus berbeda dari sebelumnya.
"Jadi intinya pihak sekolah khsususnya guru-guru harus memantau prokesnya di ikuti cara bergaul anak -anak dengan teman-temannya, harus agak berubah dari masa pandemi dahulu," ujarnya.
Ia pun mengungkapkan, uji coba belajar ini akan dilakukan sampai tahun ajaran baru, setelah tahun ajaran baru bulan depan selesai akan dilakukan tatap muka terbatas, namun tetap sesuai protokol kesehatan.
"Kedepan sekolah-sekolah yang belum melakukan uji coba, akan digilir lagi, dan akan terus ditambah lagi, termasuk yang belum sama sekali akan diajak melihat sekolah yang sudah melakukan uji coba," ungkapnya.
Hasil pengamatannya sejauh ini khusus SMPN 2 Lubuklinggau kondisi sekolahnya sudah sangat memenuhi syarat dan paling siap di antara sekolah-sekolah yang lainnya.
"Kepada sekolah-sekolah yang lain untuk belajar ke SMPN 2, karena apabila ingin belajar tatap muka, maka inilah contohnya, apabila tidak seperti ini harus datang ke sekolah SMPN 2," ujarnya.
Menurutnya, berbagi dengan kawan itu lebih baik, jangan sampai sekolah bicara siap, ternyata di masing-masing sekolahnya tidak siap, dampaknya yang akan dirugikan adalah masyarakat dan siswanya sendiri.
Sejauh ini dari 21 sekolah yang diujicoba ini akan dilihat kedepan apakah semuanya memang sudah siap atau tidak, karena kita sudah membentuk empat tim untuk melakukan pemantauan.
"Khusus sekolah yang agak besar saya langsung turun, jangan hanya melihat laporan tim, bahwa ini siap ini siap ternyata tidak siap, secara umum ini sudah memadai," ungkapnya.