Berita Prabumulih
Oknum Kades Hentikan Pengerjaan Exit Tol di Prabumulih, Diduga Soal Permintaan Insentif
Diduga permintaan uang, oknum Kepala Desa (Kades) memberhentikan paksa pengerjaan proyek jalan tol tepatnya di zona 6 exit tol di Prabumulih.
Penulis: Edison | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Diduga permintaan uang insentif atau jatah perangkat tidak diberi PT Tembesi Bangun Perkasa, oknum Kepala Desa (Kades) memberhentikan paksa pengerjaan proyek jalan tol tepatnya di zona 6 exit tol di Prabumulih.
Akibat peristiwa tersebut pengerjaan proyek jalan tol tepatnya di zona 6 exit tol Desa Karangan Kecamatan Rambang Kapak Tengah (RKT) kota Prabumulih terhambat dan tidak bisa dilakukan oleh PT Tembesi Bangun Perkasa selaku Subkon pengerja proyek.
Bahkan, sang oknum kades inisial SS sempat ribut dan mengancam akan memukuli pihak perusahaan yang mencoba merekam atau mendokumentasikan aksi kades itu melakukan penutupan pengerjaan proyek.
Burhanudin selaku Operasional Manajer PT Tembesi Bangun Perkasa mengungkapkan jika pihaknya menyetop pengerjaan proyek exit tol lantaran Oknum kades memberhentikan dan melarang pekerja proyek jalan tol zona 6 exit tol Karangan bekerja.
Baca juga: Ada Fasilitas Umum Rusak, Walikota Prabumulih Ridho Minta Langsung Lapor
Pemberhentian pengerjaan itu lantaran pihak perusahaan PT Tembesi, belum bisa memberikan insentif Rp 13,5 juta perbulan dengan rincian Rp 5 juta untuk oknum kepala desa dan sisanya untuk para perangkat desa.
"Dengan penutupan ini tentu menghambat progres pekerjaan proyek jalan tol. Penghentian proyek ini akan terus berlanjut hingga isentif oknum kepala desa dan perangkat desa itu dibayarkan," beber Burhanudin kepada wartawan.
Selain tuntutan uang itu kata Burhanudin, oknum kades tersebut memaksa pihak perusahan menerima pekerja lokal.
Padahal PT Tembesi Bangun Perkasa telah mempekerjakan 60 persen pekerja lokal asal desa Karangan kota Prabumulih.
"Pekerja lokal sudah mencapai 60 persen dari total pekerja 23 orang dan saat ini perusahaan belum membutuhkan tambahan tenaga kerja lagi," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Desa SS ketika delapan kali dikonfirmasi wartawan melalui telpon dengan nomor 08127124XXXX tidak mengangkat dan memberikan jawaban.
Begitupun ketika dihubungi dan dikirim Short Massage Service (SMS), yang bersangkutan tidak membalas untuk memberikan jawaban.
Baca juga: Jalan Penghubung PALI-Prabumulih Terancam Putus, Gorong-gorong Retak dan Ambles
Terpisah, Camat Kecamatan RKT, Satria Karsa ketika dikonfirmasi mengaku dirinya tidak tahu terkait persoalan tersebut dan pihak perusahaan tidak pernah ada koordinasi untuk meminta dimediasi tentang persoalan itu.
"Kita tidak tau masalah itu dan kita tau dari media online kalau sebelumnya ada pertemuan antara kades dan perusahaan, mengenai masalah maupun apa hasilnya saya tidak tau," katanya.
Camat RKT mengaku berkaitan proyek tol pihaknya sangat mendukung dan berharap pihak-pihak perusahaan dalam mengerjakan proyek tetap memperhatikan fasilitas umum.
"Dalam artian kalau ada debu agar disiram dibersihkan sehingga tidak mengganggu masyarakat apalagi proyek kan tak jauh dari pemukiman, proyek tetap lanjut tapi kepentingan masyarakat juga jangan terganggu, itu saja kalau dari kita," tuturnya.
Untuk diketahui, pengerjaan jalan tol Indralaya-Prabumulih dan Prabumulih-Muaraenim terus berlanjut dilakukan oleh perusahaan pemenang tender dan subkontrak.
Untuk pintu keluar tol di kota Prabumulih sendiri rencananya akan dibangun di desa Karangan Kecamatan Rambang Kapak Tengah kota Prabumulih.