Berita Kriminal Palembang

Rumah Janda 2 Anak Pedagang Sembako Keliling Hangus Terbakar, Tidak Ada BarangTerselamatkan

Aruna Wati (42) hanya bisa pasrah menatap puing-puing rumahnya yang kini sudah rata akibat dilalap si jago merah.

TRIBUN SUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI
Aruna Wati (42) warga yang rumahnya hangus terbakar di Jalan Sultan M.Mansur RT 12 RW 04 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir IB I Palembang, Senin (17/5/2021) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Aruna Wati (42) hanya bisa pasrah menatap puing-puing rumahnya yang kini sudah rata akibat dilalap si jago merah.

Api dengan cepat menghanguskan kediaman Wati yang terbuat dari bahan kayu di Jalan Sultan M.Mansur RT 12 RW 04 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir IB I Palembang, Senin (17/5/2021) sekira pukul 05.30 WIB.

"Karena lagi momen lebaran, jadi saya sama anak-anak menginap di rumah orang tua di Talang Kelapa. Jadi rumah lagi keadaan kosong. Tahu kebakaran setelah dapat telepon dari keluarga yang disini," ujar perempuan yang kerap disapa Wati tersebut

Lantaran tak berada di rumah, Wati sendiri tidak mengetahui bagaimana kebakaran itu bisa terjadi.

Bukan main terkejutnya ia setelah melihat tak ada barang yang bisa diselamatkan dari musibah tersebut.

"Saya cuma ada baju di badan. Sedangkan yang lainnya hangus, termasuk surat-surat penting," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Rumah itu merupakan milik keluarga besar almarhum suaminya.

Suami Wati sendiri baru meninggal sekira 6 bulan lalu.

Sejak saat itu ia seorang diri harus menghidupi kedua anaknya yang masih berusia 11 tahun dan 6 tahun.

"Ini rumah keluarga besar almarhum suami saya. Dan sejak dia meninggal, jadinya hanya saya dan anak-anak yang tinggal disini," ujarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Wati sehari-hari mencari nafkah dengan menjadi penjual sembako keliling.

Dengan sepeda motor tuanya, setiap hari ia berkeliling di seputaran kawasan Bukit Palembang untuk menjajakan dagangannya.

Namun Wati kini tak bisa lagi mencari nafkah sebab kebakaran itu juga menghanguskan seluruh barang dagangannya.

Padahal ia sangat menggantung hidup dari keuntungan sekira Rp.20-30 ribu perhari dari berjualan yang disebutnya penghasilan itu masih cukup untuk makan bersama kedua anaknya.

"Saya bingung bagaimana mau cari uang. Bukan cuma rumah, dagangan semuanya hangus. Tapi alhamdulillah motor masih ada, soalnya saya bawa pergi menginap ke rumah orang tua," ucapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved