Berita OKU Timur
Petani Duku Komering di OKU Timur Merugi Ratusan Juta, Banyak Pohon Mati Terkena Penyakit Aneh
Kebun saya sendiri dengan luas 1 hektare, banyak pohon duku yang sudah mati hampir 50 batang pohon. Rata - rata yang mati umuran 9 sampai 10 tahun.
Penulis: Edo Pramadi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Duku Komering terkenal dengan rasa yang manis dan buahnya yang besar, eksistensi buah duku asal Kabupaten OKU Timur itu bahkan sampai ke luar Sumsel.
Namun saat ini, rasa manis buah duku tersebut berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan petani buah duku komering yang sedang mengalami krisis.
Pasalnya ratusan pohon duku banyak yang mati terkena penyakit aneh hingga berdampak pada petani yang merugi ratusan juga akibat gagal panen.
Dari pantauan tribunsumsel di kebun duku yang berada di Desa Bantan Pelita Kecamatan Buay Pemuka Peliung terlihat banyak pohon duku mengalami layu kekeringan dan mati.
Apriadi (29) petani duku setempat mengatakan, selama dirinya menjadi petani baru kali ini ada penyakit duku yang tidak bisa disembuhkan seperti ini.
Menurutnya, ia bersama petani duku lainya sudah berusaha untuk mengobati, namun pohon itu tetap tidak bisa diselamatkan dan pohonya tetap mati.
Bukan hanya satu atau dua pohon yang mati, sambungnya, melainkan merata hingga satu kebun.
"Untuk kebun saya sendiri dengan luas 1 hektare, banyak pohon duku yang sudah mati hampir 50 batang pohon. Rata - rata yang mati umuran 9 sampai 10 tahun. Biasanya bulan Febuari dan Maret sudah panen tapi kali ini tidak bisa panen," ungkapnya. Senin (17/5/2021).
Baca juga: BREAKING NEWS: Sekda Musi Rawas EC Priskodesi Mundur dari Jabatan, Pilih Jadi ASN Biasa
Baca juga: Sidak Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pj Bupati Muara Enim HNU Masih Kedepankan Humanisme
Sementara itu, Desi (46) petani duku di Desa Pulau Negara Kecamatan Buay Pemuka Peliung menyebutkan, sebanyak 80 pohon duku miliknya mati dan ia merugi ratusan juta.
Wajah sedih tampak terlihat jelas di wajah Desi saat ia melihat banyak pohon duku miliknya mati, sedangkan itu merupakan satu - satunya mata pencarianya.
"80 batang pohon Itu punya kami, belum lagi milik tetangga kami, semuanya banyak yang mati," ucapnya saat ditemui tribunsumsel.
Desi mengaku bahwa kalau panen ia bisa mendapatkan Rp 100 juta, namun akibat banyak pohonya yang mati, ia gagal panen.
"Awalnya daun pohon itu layu dan menguning kemudian rontok hingga akhirnya mati," bebernya.