Fakta Di Balik Penangkapan NA Wanita Pengirim Sate Beracun, Ternyata Sudah Diamankan 30 April 2021

Adalah NA, wanita usia 25 tahun yang mengirimkan sate mematikan itu dengan targetnya seorang polisi.

Editor: Weni Wahyuny
KOMPAS.com
Pelaku sate sianida 

TRIBUNSUMSEL.COM, YOGYAKARTA - Misteri wanita pengirim sate  beracun yang berujung tewaskan anak driver ojek online akhirnya terungkap.

Adalah NA, wanita usia 25 tahun yang mengirimkan sate mematikan itu dengan targetnya seorang polisi.

Belakangan diketahui bahwa polisi yang harusnya menerima paket itu insial Aiptu T.

Namun sate itu nyasar ke driver ojek online hingga tewaskan anaknya.

Kini wanita tersebut sudah diamankan Kepolisian Resor Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sementara korban bernama Naba Faiz Prasetya (10) warga Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul tewas pada pada Minggu (25/4/2021).

Naba menyantap sate yang dibawa ayahnya Bandiman, seorang pengemudi ojek online.

Polisi ungkap fakta terkait penangkapan itu.

Dir Reskrimmum Polda DIY Kombes Burkan Rudy Satriya mengatakan, setelah dilakukan penyelidikan selama 4 hari, polisi akhirnya mengamankan terduga pelaku pengiriman sate.

"Diamankan NA (25) warga Majalengka, Jumat (30/4/2021)," kata Burkan di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021)

NA mengaku sakit hati kepada Tomy, pria yang seharusnya menerima sate itu.

Sebelumnya, Bandiman menerima orderan secara ofline dari seorang wanita di jalan Gayam, Kota Yogyakarta pada hari Minggu (25/4/2021).

Baca juga: Pengakuan NA Wanita Pengirim Sate yang Tewaskan Anak Driver Ojol, Sakit Hati dengan Aiptu T

Pelaku sate sianida
Pelaku sate sianida (KOMPAS.com)

Bandiman dan wanita misterius itupun bertransaksi terkait tarif jasanya mengantarkan makanan. Saat itu, disepakati tarif Rp 25.000 namun perempuan itu membayar ongkos Rp 30.000.

Saat itu, dirinya menerima pesan jika makanan itu dari Pak Hamid di Pakualaman untuk paket takjil.

Menggunakan sepeda motornya, Bandiman pun berangkat ke alamat yang dituju.

"Sampai sana sepi dan saya telepon Pak Tomi. Saya bilang dari Gojek, ini ada paket takjil dari Pak Hamid di Pakualaman. Nah, Pak Tomi bilang saya tidak merasa punya teman yang namanya Hamid (asal) Pakualaman Apalagi sahabat apa saudara tidak punya, lalu saya telepon ibunya (istri Tomi) dan ternyata juga tidak kenal," ucap Bandiman.

Setelah sampai di rumah sate dimakan oleh keluarganya. Naba dan istrinya mengalami mual dibawa ke RSUD Kota Yogyakarta. Naba tidak bisa tertolong sesaat sesudah ditangani secara medis.

Baca juga: Inilah Identitas Wanita Misterius Pengirim Sate Beracun Tewaskan Anak Driver Ojol, Usia 25 Tahun

Nasib Driver Ojol

Nasib driver ojek online (ojol) yang anaknya tewas setelah santap sate beracun.

Apa yang bisa dilakukannya terkait tewasnya sang anak yang masih berusia 10 tahun ?

Diketahui, kepolisian segera mengungkap kasus kiriman paket sate yang dibubuhi racun mematikan.

Targetnya utama kiriman satai beracun adalah seorang anggota polisi yang berstatus sebagai penyidik senior di Polresta Yogyakarta.

Diluar rencana, kiriman satai beracun itu malah salah sasaran. Naba (NFP), anak Bandiman pengemudi ojek online yang diminta mengirimkan paket sate beracun meninggal.

Naba meninggal dunia karena mengkonsumsi sate yang terbukti mengandung Potasium Sianida.

Menurut Kriminolog UGM Suprapto mengatakan, pihak keluarga Bandiman berhak mendapatkan perlindungan hukum dan diperbolehkan menuntut keadilan.

Baca juga: Siapa Aiptu T, Polisi yang jadi Target Sate Beracun Kiriman Wanita Misterius, Dikenal Ramah dan Baik

Bandiman memperlihatkan foto anaknya yang meninggal usai menyantap paket sate misterius, Senin (26/4/2021)
Bandiman memperlihatkan foto anaknya yang meninggal usai menyantap paket sate misterius, Senin (26/4/2021) (TRIBUNJOGJA.COM / Miftahul Huda)

"Korban salah sasaran bisa menuntut keadilan. Meski nantinya dari pelaku berkilah merasa tidak menyerang keluarga Bandiman, namun tindakannya yang ingin mencelakakan orang lain tidak dibenarkan," kata Suprapto.

Ungkap kasus sate beracun yang sempat menjadi misteri ini harus benar-benar transparan hingga tuntas.

"Ini jangan sampai ini menjadi modus operandi baru," tegasnya.

Berkaca dari kasus kiriman sate yang dibubuhi racun di Kabupaten Bantul kali ini, Suprapto meminta supaya pengawasan peredaran obat keras harus lebih diperketat.

Menurutnya, pengaturan penjualan obat yang mengandung zat tertentu harus diatur lebih baik.

"Karena ini sudah beberapa kali terjadi ya pembunuhan dengan cara diracun.

"Perlu dipikirkan ke depan, untuk pembelian obat tertentu tidak cukup pakai resep dokter.

"Harus ada nama pembemi, nomor ponsel, dan alamat. Itu untuk antisipasi saja," tandasnya.

Baca juga: Wanita Misterius Pengirim Sate Beracun Perlahan Terkuak, Kini Ditangkap, Targetnya Polisi Senior

Potret semasa hidup N, anak driver ojol yang tewas karena sate beracun.
Potret semasa hidup N, anak driver ojol yang tewas karena sate beracun. (Facebook via TribunBanten)

Kronologi

Dikutip dari TribunJogja Bandiman yang merupakan pengemudi ojek online (Ojol) mendapatkan sate tersebut dari customernya.

Pria yang akrab disapa Bandi itu menjelaskan, kronologi awal kejadian menyedihkan tersebut.

Bandi mengaku kala itu dirinya habis istirahat dan seusai menunaikan Salat Ashar di sebuah masjid di Kota Yogyakarta.

Tiba-tiba Bandi dihampiri oleh perempuan tak dikenal.

Ia dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket berisi sate bakar ke wilayah Kasihan, Kabupaten Bantul.

"Waktu saya siap-siap jalan, tiba-tiba ada perempuan menghampiri saya. Dia minta tolong antarkan paket ke daerah Kasihan ke Pak Tomy. Saya bilang, pakai aplikasi saja. Terus mbaknya alasannya gak ada aplikasi Ojol," jelasnya.

Sore itu juga Bandi bergegas menuju rumah penerima paket yang berada di daerah Kasihan, Kabupaten Bantul.

"Dia minta offline, ya saya antarkan ke penerima tersebut. Perempuan itu berpesan, pengirim atas nama pak Hamid," ungkap dia.

Sesampainya di rumah tujuan penerima paket, Bandi lalu menelepon ke nomor kontak bernama Tomy yang diberikan oleh perempuan yang ia temui di masjid.

Telepon Bandi pun direspon oleh Tomy.

Namun terjadi proses konfirmasi yang cukup lama karena keluarga Tomy merasa tidak memesan makanan apa pun pada hari itu.

"Saya tanya, lah ini paket sudah sampai alamatnya bener, nomornya bener kok ndak diterima. Terus bapaknya bilang, udah dibawa kamu saja pak, buat buka puasa," terang dia.

Setelah pemilik rumah enggan menerima paket kiriman misterius itu, Bandi kemudian pulang menuju rumah dengan membawa satu paket sate bakar.

Sesampainya di rumah, istrinya bernama Titik Rini dan NFP kemudian membuka paket sate bakar yang dibawa oleh Bandiman.

Bandiman, beserta istri dan NFP kemudian memakan sate tersebut.

Tak berselang lama, NFP yang memakan begitu lahap mengeluhkan rasa sate yang pahit.

"Pak pahit," ucap NFP.

Bandiman mengatakan bocah kelas IV sekolah dasar (SD) Muhamadiyah IV Karangkajen itu kemudian langsung muntah-muntah.

"Pas saya makan itu gak apa-apa. Ternyata racunnya itu ditaruh dibumbunya. Anak saya bilang bumbunya pahit. Dia lalu ke dapur dan sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," jelasnya.

Karena panik Bandi kemudian membawa putranya ke rumah sakit terdekat.

Sayangnya, NFP sudah tak tertolong lagi.

"Sudah meninggal pas perjalanan ke rumah sakit. Tapi hasil pemeriksaan di laboratorium itu katanya racunnya lebih kuat dari racun pupuk pertanian," pungkasnya. (*)

Baca juga: Nasib Driver Ojol yang Anaknya Tewas setelah Makan Sate dari Wanita Misterius, Bisa Tuntut Keadilan

Baca juga: Siapa Aiptu T, Polisi yang jadi Target Sate Beracun Kiriman Wanita Misterius, Dikenal Ramah dan Baik

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Tangkap Perempuan Pengirim Sate Beracun yang Tewaskan Anak Pengemudi Ojol di Bantul"

Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved