Berita Palembang

Hardiknas 2021, Prof Sirozi : Pendidikan Kita Over Spesialisasi, Akhirnya Melahirkan Manusia Kotak

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap 2 Mei. Melihat Perkembangan pendidikan di mata Prof. Drs. H. M. Sirozi, MA., Ph.D.

TRIBUNSUMSEL.COM/LINDA
Pengamat Pendidikan Prof. Drs. H. M. Sirozi, MA., Ph.D 

Ketika sesuatu itu menjadi wajib, seperti salat wajib maka tidak boleh ada halangan apapun dan kewajiban itu harus dilakukan.

Dengan alasan apapun seluruh anggota masyarakat dan generasi muda harus mendapatkan pendidikan yang baik. 

"Kalaupun kita ditengah krisis seperti saat ini, salah satu yang tidak boleh terganggu ya layanan pendidikan. Oleh karena itu meskipun agak darurat, tetap harus memberikan layanan pendidikan.

Tidak boleh berhenti apapun alasannya. Kegiatan lainnya boleh berhenti, tapi pendidikan tidak boleh berhenti," ungkapnya.

Menurutnya, pendidikan itu bukan hanya wajib, tapi pendidikan itu seumur hidup. Nah bagaimana caranya agar pendidikan itu seumur hidup, karena pendidikan ksekarang kan hanya untuk orang-orang usia sekolah, kuliah.

Orang sudah tamat kuliah dan bekerja, seolah-olah tidak perlu lagi pendidikan.

Baca juga: Hari Pendidikan Nasional 2 Mei, Ini 20 Kutipan Tentang Pendidikan Ki Hajar Dewantara Hingga Gandhi

Padahal ini salah, masyarakat itu harus terus belajar dan mendapatkan pendidikan.

Supaya apa? Supaya mereka terus bisa mengikuti dinamika perubahan zaman.

Kenapa ini terjadi karena memang salah satu konsep pendidikan nasional yang sangat historis dan bagus tidak diterapkan. Misalnya tripusat pendidikan, yang diperkenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara, bahwa pendidikan itu tidak hanya di sekolah. 

Pendidikan itu ada juga informal, dalam keluarga itu harus ada, di sekolah dan ditengah masyarakat.

Tapi sekarang ini seolah-olah hanya bertumpu pada pendidikan sekolah atau formal, sehingga di rumah orang tua itu seolah-olah tugasnya hanya memfasilitasi pendidikan.

Bayar spp, beli buku, beli pakaian, orang tua tidak merasa bahwa dia itu juga pendidik. Itu kesalahan yang sangat patal. 

"Sekarang kesadaran akan pentingnya pendidikan di rumah di negara maju sangat diperhatikan. Misalnya di Finlandia pendidikan yang salah satu terbaik di dunia, karena di situ orang tua dilatih difasilitasi supaya bisa jadi guru juga untuk anak-anaknya di rumah," katanya 

Kalau di Indonesia sebelum menikah itu ada namanya bimbingan perkawinan, menurutnya memang harus ada bimbingan pendidikan. Sehingga bisa jadi guru untuk anak-anaknya. 

Agar tidak terjadi seperti yang di alami sekarang. Ketika belajar daring ada istilah anaknya daring, ibunya darting (darah tinggi). Karena apa? Karena tidak terlatih dan tidak terbayangkan oleh ibu-ibu di Indonesia, bahwa suatu hari nanti mereka harus mendampingi anaknya belajar. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved