Berita Palembang

Hardiknas 2021, Prof Sirozi : Pendidikan Kita Over Spesialisasi, Akhirnya Melahirkan Manusia Kotak

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap 2 Mei. Melihat Perkembangan pendidikan di mata Prof. Drs. H. M. Sirozi, MA., Ph.D.

TRIBUNSUMSEL.COM/LINDA
Pengamat Pendidikan Prof. Drs. H. M. Sirozi, MA., Ph.D 

Masih kata Prof Sirozi, apapun agendanya, pendidikan ini harus jadi perhatian bagi seluruh komponen bangsa. Oleh karena itu penting bagi suatu bangsa untuk membangun sistem pendidikan yang bagus. Karena pendidikan yang bagus itulah akan jadi landasan fundamental bagi satu bangsa dalam melangkah kedepan. 

"Dalam sektor apapun, sistem politik juga tidak mungkin bisa dibangun tanpa sistem pendidikan yang baik. Sebab demokrasi juga tidak mungkin berjalan, kalau rakyatnya tidak berpendidikan," ungkapnya.

Lalu ekonomi juga tidak bisa dibangun kalau rakyat tidak didik dengan baik. Kemudian kebudayaan juga tidak mungkin berkembang kalau pendidikan yang ada  tidak efektif. 

"Jadi saya setuju dan mendukung, mudah-mudahan melalui momen Hardiknas ini, seluruh komponen bangsa turut memikirkan, mendukung, memberikan kontribusi dan inspirasi dalam upaya membangun sistem pendidikan yang baik bagi bangsa kita," katanya.

Namun menurutnya, masih banyak probelm didunia pendidikan.

Baca juga: Kumpulan Kutipan Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan Untuk Peringati Hardiknas 2 Mei 2021

Sudah hampir satu abad merdeka tapi sistem pendidikan ini masih bongkar pasang dan belum memuaskan. Terus saja terjadi perubahan-perubahan yang ternyata tidak membawa hasil yang lebih baik. 

Oleh karena itu dalam sistem pendidikan memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan secara serius. Pertama filosofinya, filosofi pendidikan nasional yang ada ini filosofinya yang bagaiman?

"Kalau saya amati ada kecenderungan sistem pendidikan nasional kita ini dibangun dengan filosofi pendidikan ala Eropa dan Amerika yang cenderung sekuler. Akibatnya nilai-nilai agama dan budaya itu kurang mendapat tempat," cetusnya.

Seperti diketahui, pendidikan itu bukan untuk pendidikan itu sendiri. Pendidikan itu untuk masyarakat, masyarakat sudah hidup dengan nilai-nilai agama dan budaya.

Kalau pendidikan dibangun dengan filosofi yang sekuler, maka yang akan terjadi menjauhkan sistem pendidikan dari masyarakat sendiri.

"Jadi sistem pendidikan menjadi suatu yang asing ditengah kehidupan sehari-hari masyarakat kita. Satu sisi masyarakat kita sangat religius dan memiliki akar budaya yang serius tapi pendidikan mereka sistem pendidikan sekuler. Inilah yang terjadi saat ini, dimana sistem pendidikan kita agak jauh dari masyarakat," katanya 

Baca juga: Poster dan Tema Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2021, Bisa Langsung di Download

Lalu yang kedua sistem pendidikan seperti ini nantinya menghasilkan lulusan yang tidak mengakar ditengah masyarakatnya, sehingga lulusan pendidikan yang ada cenderung tidak menyatu dengan masyarakat.

Cenderung jadi diri sendiri, dan cenderung tidak memiliki sosial yang kuat, karena memang tidak dididik dengan nilai-nilai yang berakar di masyarakat.

"Untuk itu saya ingin mengatakan, berbagai pendidikan agama di Indonesia termasuk pendidikan Islam, sebenarnya memberikan pondasi yang menarik dan relevan. Sebenarnya perlu diintegrasikan didalam pendidikan nasional. Misalnya didalam sistem pendidikan Islam, belajar itu kan wajib," katanya  

Memang ada program wajib belajar, namun bagaimana implementasinya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved