'Saya Merinding', 10 Detik Turun 90 Meter, Cerita Awak Kapal Pernah Alami Blackout KRI Nanggala 402
Sebelum tenggelam di perairan Bali, KRI Nanggala 402 sudah pernah mengalami situasi blackout. "10 detik turun 90 meter, saya merinding ..." kata Laksa
Seperti diketahui, bahwa Singapura mengirim MV Swift Rescue yang dilengkapi kendaraan penjelajah bawah laut, remotely operated vehicle (ROV) dan fitur canggih lainnya, sukses melacak keberadaan KRI Nanggala.
Kapal angkatan Laut milik Singapura itu, mampu merekam dan mendapatkan citra kamera dan menemukan posisi KRI Nanggala-402 yang tenggelam di 838 meter.
Namun, bagaimana kondisi jenazah 53 awak yang sudah dipastikan gugur tersebut?
Pengamat dan Pakar kapal selam dan kelautan dari ITS Surabaya Wisnu Wardhana menganalisa bagaimana kondisi benda yang berada dalam tekanan air 800 meter.
Sebab, tekanannya atau kepala seperti dinjak 100 ekor gajah. Dapat dibayangkan bagaimana kondisi kapal selam KRI Nanggala, dan bagaimana pula barang-barang, peralatan dan terutama kondisi 53 Awak KRI Nanggala di dalamnya.
"Secara hitung-hitungan kapal selam itu bisa menahan tekanan maksimal 20 bar atau di kedalaman 200 meter. Namun kini setelah tenggelam, kapal itu mendapatkan tekanan 80 bar atau 4 kali lebih kuat dari tekanan secara normal," jelasnya.
Maka dia mengibaratkan, sebuah benda yang kompress dan ditekan diluar batas kemampuan, akibatnya tak dapat dibayangkan."Kini kapal itu sudah berada di kedalaman 800 meter dan aritnya tekanannya kini 4 kali lipat atau 80 bar," ujarnya.
Menurut Wisnu, keretakan dan pecahnya kapal selam KRI Nanggala itu karena memang tekanan air yang mencapai 80 bar itu. Sebab secara teori kapal ini memiliki kemampuan menyelam di kedalaman 200 meter, namun Laut Bali yang kendalamannya mencapai lebih dari 800 meter itu, membuat kapal pecah karena terus ditekan.
Sementara itu, KSAL Laksamana Yudo Margono mengatakan, tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala bukan karena human eror, sebab proses dan prosedur penyelaman sudah benar.
Namun, pihaknya tetap akan melakukan investigasi menyeleuruh terhadap KRI Nanggala 402 untuk mencegah agar hal ini tidak lagi terjadi.
Untuk itu proses evakuasi dan pengangkatan akan segera dilakukan.
"Tentunya diangkat dan dievakuasi agar tidak sekedar diangkat tetapi untuk ivenstasi menyeluruh, karena kita masih punya kapal selam sejenisnya agar kejadian seperti ini tidak lagi terjadi di masa mendatang," jelasn seperti dilansir dari kompas.tv.
Seperti diketahui, berdasarkan rekaman Citra Kamera, kapal selam KRI Nanggala-402 terbelah menjadi 3 bagian, di kedalaman 838 meter, di Utara Laut Bali pada Minggu (25/4/2021), posisi ditemukan oleh MV Swif Rescue, kapa selam milik angkatan laut Singapura. (TribunStyle.com/Galuh Palupi/ Surya)
#KRINanggala
