Berita OKI
Curhat Agen Tiket Bus di Kayuagung Pasca Pemerintah Melarang Mudik
Para agen tiket bus di kota Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir terkena dampak dengan adanya larangan mudik lebaran. Omset mereka dipastikan turun
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG --Para agen tiket bus di kota Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir terkena dampak dengan adanya larangan mudik lebaran hingga menyebabkan moda transportasi terhenti beroperasi mulai tanggal 6-17 Mei 2021 mendatang.
Bambang, warga Desa Celikah, Kecamatan Kayuagung salah satu agen perwakilan bus Lorena dengan rute antar kota antar propinsi (AKAP) cukup kesal dengan aturan larangan tersebut.
Disampaikannya, saat musim mudik tahun lalu omzet penjualan tiket sudah mengalami penurunan yang drastis.
Menurutnya dengan berlakunya aturan ini akan lebih menyulitkan perekonomian keluarganya.
Baca juga: Oknum Pimpinan Ponpes di OKI Divonis 20 Tahun Penjara Kasus Asusila, Begini Kondisi Ponpes Saat Ini
Karena semakin sepinya penumpang yang hendak melakukan mudik.
"Sudah masuk tahun ke 2 ini penjualan tiket jauh menurun. Total sejak awal bulan puasa baru ada 50 penumpang yang berangkat dari sini,"
"Padahal sebelum pandemi, 20 hari jelang lebaran seperti sekarang sudah banyak yang memesan tiket untuk pulang kampung. Bahkan banyak juga yang tidak lagi kebagian tiket," jelasnya kepada Tribunsumsel.com, Selasa (27/4/2021).
Dengan adanya larangan mudik yang diberlakukan sejak tanggal 22 April - 24 Mei. Membuat para penumpang takut dan memilih membatalkan perjalanannya.
"Ya untuk sekarang saya hanya mengandalkan pengiriman paket. Buat penumpang banyak yang batalin mudiknya contohnya kemarin yang berangkat cuma 2 orang dan hari ini kosong," keluhnya penjualan tiket yang minim.
Dijelaskan Bambang, harga tiket yang dikeluarkan oleh PO bus saat ini sudah mengalami kenaikan hingga 30 persen dibandingkan awal bulan puasa.
"Misalnya untuk tiket ke Bandung yang sebelumnya Rp. 300.000 sekarang sudah naik jadi Rp. 380.000, untuk ke Jakarta sudah menyentuh Rp. 350.000. Kalau ke Jawa Timur rata-rata sudah diatas Rp. 550.000,"
"Diprediksi mulai tanggal 1 - 5 Mei nanti harga tiket akan melonjak hingga 50 persen. Sedangkan ditanggal 6-17 Mei seluruh bus tidak akan beroperasi," kata dia.
Baca juga: Tali Asih Ketua TP PKK OKI Bagi Korban Kebakaran SP Padang
Hal yang sama juga dirasakan oleh Wanto, agen penjualan tiket. Menurutnya dengan adanya aturan itu akan mengganggu perekonomiannya.
"Kalau bus tidak boleh beroperasi, tentunya tidak bisa jual tiket dan otomatis saya nggak dapat pemasukan," keluhnya.
Iapun berharap ada perhatian dari pemerintah terhadap pelaku usaha agen tiket bus dan diberikan kelonggaran dari larangan mudik ini.
"Kalau bisa warga masih diperbolehkan mudik, meskipun harus membawa syarat hasil negatif Covid-19," tuturnya singkat.