Berita Prabumulih
Omset Agen Bus dan Travel di Prabumulih Terjun Bebas Selama Corona, Sehari Hanya Terjual 5 Tiket
Susah kami pak, jangankan mau memikirkan membayar angsuran mobil, untuk makan sehari-hari saja kami susah.
Penulis: Edison | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Selama Pandemi Covid 19 melanda Indonesia khususnya di Kota Prabumulih, banyak agen bus dan travel mengalami penurunan omset bahkan mencapai 90 persen.
Penurunan Omset lantaran minimnya masyarakat melakukan perjalanan ke luar kota menggunakan bus maupun travel untuk mudik maupun melakukan perjalanan ke luar kota.
Parahnya, setelah kondisi penumpang atau masyarakat berangsur normal menggunakan transportasi tersebut justru pemerintah mengeluarkan larangan mudik lebaran.
Hal itu dikeluhkan sejumlah agen bus dan pemilik travel di Kota Prabumulih lantaran usahanya teramcam tutup. Betapa tidak, jika selama ini rugi dan omset menurun 90 persen kembali harus setop operasi akibat kebijakan pemerintah dengan mengeluarkan larangan mudik.
Santoso, yang merupakan pemilik agen bus ketika diwawancarai mengungkapkan pandemi membuat bisnis pihaknya terancam gulung tikar.
"Larangan mudik sangat berdampak ke penggasilan kita yang menurun mencapai 90 persen, bukan hanya perusahaan namun pendapatan sopir dan karyawan ikut terdampak," katanya.
Bahkan kata Santoso, per hari pihaknya hanya mampu menjual 5 sampai 6 tiket dengan tujuan seperti Bandung, Jakarta dan Medan. "Susah sekali sekarang ini, tidak seperti dulu bisa jual tiket banyak. Sekarang sehari hanya 5 tiket laku sementara muatan bus kami puluhan kursi sekali berangkat," bebernya.
Untuk itu, jika larangan mudik tetap diberlakukan maka pihaknya dipastikan akan kembali merugi dan bahkan terancam bangkrut.
"Makanya sekarang organisasi angkutan darat sedang berusaha melobi pemerintah agar sedikit melonggarkan aturan terkait larangan angkutan beroperasi ketika mudik maupun balik kebaran," harapnya.
Hal yang sama disampaikan pengelola travel angkutan lainnya yang menuturkan kesulitan jika tidak bisa beroperasi mengangkut penumpang untuk mudik lebaran.
"Susah kami pak, jangankan mau memikirkan membayar angsuran mobil, untuk makan sehari-hari saja kami susah," keluh sumber itu ketika dibincangi.
Baca juga: Tiap Jam, 4 Orang Indonesia Wafat Akibat Covid-19
Baca juga: Bisri Oknum Pimpinan Ponpes Berbuat Asusila Divonis 20 Tahun Penjara, Ini Tanggapan Keluarga Korban
Sementara itu, Dadang Suryana yang merupakan satu diantara penumpang yang akan mudik ke kampung halaman mengaku sengaja mudik lebih cepat lantaran mulai tanggal 6 Mei mendatang dilarang.
"Dari pemerintah kan diperbolehkan pulang kampung sebelum tanggal 6 makanya kita mudik lebaran lebih dulu sebelum dilarang, apalagi saya sudah 2 tahun tak pulang kampung," bebernya.
Dadang berharap setelah nantinya tanggal 17 larangan selesai kembali diperbolehkan khususnya ke Kota Prabumulih karena ingin kembali bekerja. "Mudah-mudahan nanti ada kebijakan bisa ke Prabumulih, takut ya takut dengan Covid namun mau bagaimana lagi," katanya.