Prabowo Subianto Sebut Bangsa Indonesia Berhutang Budi Pada 53 Awak KRI Nanggala-402
Prabowo Subianto Sebut Bangsa Indonesia Berhutang Budi Pada 53 Awak KRI Nanggala-402
Banyak warganet yang mengaminkan dan mendoakan para korban tenggelamnya kapal selam buatan Jerman tersebut.
Namun, ada pula warganet yang berharap pemerintah meremajakan Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional (Alutsista).
"Potong tunjangan pejabat2 besar, kembangkan dan rawat alutsista yang baru," tulis @zsulton26.
"Bagaimana pendapat kalau Anggaran untuk ibu kota baru di alihkan untuk menambah anggaran penambahan dan perbaikan Alutsista? Mana yang lebih penting? Bagi saya Alutsista penting salah satu unsur pembentukan kekuatan militer di masa perang, jgn sampai negara kita di jajah karena Alutsista negara kita ketinggalan," tulis @indrasudrajat_isn.
"Rakyat titipkan harapan kepada bapak untuk mendatangkan alutsista Alutsista terbaik untuk TNI sehingga tidak ada lagi kedepannya prajurit yg menjadi korban karena alutsista yg kurang memadai, prajurit itu mahal harganya. Semangat bapak," komentar @arief_pambudi.
Baca juga: Mengenal Bintang Jalasena, Tanda Kehormatan Bagi 53 Awak KRI Nanggala-402, Tak Sembarangan
Baca juga: Mengintip Kecanggihan MV Swift Rescue, Kapal Singapura Berhasil Foto KRI Nanggala-402 di Dalam Laut
Baca juga: Jika Masuk Berita, Doakan Kami Pesan Letkol Laut (P) Heri Oktavian Gambarkan Suasana Kapal Selam
Dugaan Penyebab Tenggelamnya Nanggala 402 Menurut KSAL
Di sisi lain, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono menduga kapal selam Nanggala 402 tenggelam bukan karena kelalaian manusia (human error).
Tak hanya itu, ia juga mengatakan black out atau mati listrik bukanlah penyebab tenggelamnya kapal selam buatan Jerman ini.
Dilansir TribunWow.com, dari analisis awal, Yudo menyebut tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 lebih dari faktor alam.
"Sudah kita evaluasi dari awal saya berkeyakinan ini bukan human error dan lebih kepada faktor alam," jelas Yudo, dikutip dari Kompas.com, Minggu (25/4/2021).
Meskipun begitu, menurut Yudo, untuk memastikannya badan kapal selam perlu diangkat terlebih dahulu.
"Jadi nantinya akan diinvestigasi setelah badan kapal bisa diangkat," sambungnya.
Yudo yakin betul tak ada kelalaian manusia yang menyebabkan insiden ini.
Ia berpendapat, semua prosedur sudah dilaksanakan selama proses menyelam.
Prosedur tersebut berupa adanya laporan penyelaman saat menyelam.