Kebakaran 11 Ulu Palembang
Arsabdi Korban Kebakaran Sementara Tinggal di Rumah Keluarga Sambil Menunggu Adanya Bantuan
Kami paling menginap di rumah keluarga kami untuk sementara, sambil mengumpulkan barang atau benda sisa kebakaran yang bisa diselamatkan.
Penulis: Pahmi Ramadan | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kesedihan jelas terlihat di wajah Arsabdi (53) suami Masnun (55) korban kebakaran di Jalan Kh. Azhari Lr Sungai Lumpur Laut Bantaran, Kelurahan 11 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II Palembang, Jumat (9/4/2021).
Ditemui di Tempat Kejadian Perkara (TKP), Arsabdi mengatakan ia dan keluarganya sudah lama tinggal di rumah tersebut.
"Kurang lebih delapan tahun kami ngontrak di rumah itu," ujarnya Jumat (9/4/2021).
Lanjut Arsabdi, pada saat kejadian ia dan istrinya sedang pergi ke pasar.
"Hanya ada Nur keponakan kami di rumah. Memang setiap pergi ke pasar kami kunci rumah, karena kami tidak enak membangunkan keponakan kami," katanya.
Mendegar rumahnya terbakar, korban langsung pulang.
"Pada saat kami sampai api sudah membesar dan menghanguskan rumah kami, tidak ada yang tersisa hanya baju di badan saja," bebernya.
Ia menjelaskan, untuk saat ini ia berharap adanya bantuan dari pemerintah.
"Kami paling menginap di rumah keluarga kami untuk sementara, sambil mengumpulkan barang atau benda sisa kebakaran yang bisa diselamatkan," tutupnya.
Baca juga: Detik-detik Pembunuhan di Perbatasan Muratara-Muba, 6 Pria Bawa Parang Serbu Pondok Korban
Baca juga: Anggota DPRD Sumsel Ungkap Banyak Perusahaan Tak Berdayakan Tenaga Kerja Lokal
Sebelumnya diberitakan, Nur Fadilah (17) korban selamat kebakaran di Jalan Kh. Azhari Lr. Sungai Lumpur Laut Bantaran, Kelurahan 11 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II Palembang, Jumat (9/4/2021) sekira pukul 04.00 WIB, nampak trauma dengan kejadian tersebut.
Ditemui di Tempat Kejadian Perkara (TKP) Nur mengatakan, pada saat kejadian ia sedang tertidur di dalam rumah.
Kemudian ia mencium bau asap dan seketika pemandangannya terhalang karena banyaknya asap yang ada di sekelilingnya.
"Baterai handphone saya tinggal dua persen, dan saya menfaatkan itu untuk menghidupkan senter dan memberi kode kepada orang diluar agar mengetahui keberadaan saya," ujar Nur, Jumat (9/4/2021).
Nur mengungkapkan, tidak bisa berteriak karena asap yang begitu tebal.
"(Asap) Sempat mengganggu pernapasan saya," ungkapnya.
Ia menjelaskan, tidak bisa keluar lantaran pintu terkunci dari luar.
"Paman dan bibi saya sedang ke Pasar. Jadi warga dibantu polisi bahu membahu mendobrak pintu rumah saya dan akhirnya saya bisa keluar," katanya.
Sambil menundukan kepala ia bercerita motor yang biasa ia pakai untuk bersekolah kini hangus terbakar.
"Hangus tidak ada barang yang bisa diselamatkan, hanya baju di badan yang bisa diselematkan," tutupnya.