Kisah Pilu Siswi SMK Tinggal di Rumah Reyot Pasca-Ibu Meninggal, Ditinggal Ayah setelah Menikah Lagi
Sudah bertahun-tahun ia hidup sebatang kara di rumah reyot di Desa Cimanggu, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.
"Kalau biaya hidup saya dikasih uang sama kakak saya yang sedang kerja di Jakarta. Dikirim Rp 800 ribu sebulan untuk kebutuhan sekolah dan makan," ungkapnya.
Keluarga Aida pernah menawarkan Aida untuk tinggal di rumah mereka.
Namun, Aida memilih tinggal di rumahnya yang reyot itu karena merasa nyaman di rumah sendiri.
Kini, besar harapan Aida mendapat bantuan dari pemerintah daerah setempat untuk perbaikan rumahnya.
5 Tahun Pengajuan Tak Digubris
Kepala Desa Cimanggu, Suwardi mengatakan pihaknya telah mengajukan proposal permintaan bantuan ke Pemerintah Kabupaten Pandeglang untuk perbaikan rumah Aida selama lima tahun berturut-turut.
Ia tak menapik jika rumah yang dihuni oleh siswi SMK itu sudah tak layak huni.
Menurutnya, tempat tinggal yang ditempati Aida sudah sejak lama masuk kategori rumah tidak layak huni (RTLH).
"Jadi, rumah ini sebenarnya sudah tidak layak pakai, sudah diajukan beberapa kali ke dinas, tetapi tidak pernah digubris. Jadi, hingga saat ini belum terealisasikan," ujar Suwardi.