Kisah Pilu Siswi SMK Tinggal di Rumah Reyot Pasca-Ibu Meninggal, Ditinggal Ayah setelah Menikah Lagi
Sudah bertahun-tahun ia hidup sebatang kara di rumah reyot di Desa Cimanggu, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Aida kini duduk di kelas 10 di SMK Cimanggu, sedangkan keponakannya bersekolah di SDN 1 Cimanggu.
Baca juga: Opa, Opa, Opa, Suara Balita di Kubangan Air Panggil Kakek, Lepas dari Pelukan Ibu saat Bencana NTT
Baca juga: Mengenang Satu Tahun Meninggalnya Glenn Fredly, Mutia Ayu Curhat Soal Titik Terendah : Aku Kuat
Ditinggal Orangtua Sejak Kecil
Kisah hidup Siti Nuraida berawal saat ibundanya meninggal karena sakit yang diderita pada 2005.
Saat itu, Aida masih berusia 3 tahun.
Tak lama kemudian, ayahnya pergi meninggalkan rumah setelah menikah dengan perempuan lain dan tak kunjung kembali,
Sejak saat itu, ia hanya mendapat perawatan dan kasih sayang dari kakak perempuannya yang belum beranjak dewasa serta saudara yang juga tinggal bertetangga.
Dan saat berusia 13 tahun atau masuk sekolah SMP, kakak perempuannya memutuskan menikah dan mengharuskan tinggal bersama suami di wilayah lain, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang.
Sejak itu, ia mulai hidup mandiri.
Untuk makan sehari-hari, kadang ia memasak sendiri.
Namun, ia juga kerap makan di rumah saudaranya yang tinggal tidak jauh dari rumahnya.
"Tinggal sejak kecil di sini sejak 2005. Ibu saya sudah tidak ada sejak saya berumur tiga tahun. Ayah saya sudah meninggalkan saya sejak masih kecil, kawin lagi," kenang Aisyah saat ditemui TribunBanten.com di rumahny, Rabu (7/4/2021).
Nyaris Ambruk
Aida tinggal di rumah penginggalan sang nenek yang nyaris ambruk.
Rumah berukuran 6x8 meter persegi itu terdapat 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, ruang keluarga dan dapur.
Namun, material rumah hanya terbuat dari kayu dan bilik bambu yang tampak berlumut nan lapuk.