Kisah Pilu Siswi SMK Tinggal di Rumah Reyot Pasca-Ibu Meninggal, Ditinggal Ayah setelah Menikah Lagi

Sudah bertahun-tahun ia hidup sebatang kara di rumah reyot di Desa Cimanggu, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Editor: Weni Wahyuny
Kolase Tribun Bogor/Tribun Banten
Siti Nuraida, pelajar SMK yang tinggal digubuk reot sejak bertahun-tahun 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kisah gadis remaja yang masih duduk di bangku SMK harus hidup sendiri setelah ibunya meninggal dunia.

Sejak kecil ia tak merasakan kasih sayang seorang ibu dan juga ayah.

Pasalnya, sang ayah tak tau di mana rimbanya setelah menikah lagi pasca-ibunya meninggal dunia.

Ibunya meninggal saat ia masih berusia 3 tahun.

Kini ia hidup bersama keponakannya di gubuk reyot.

Gadis yang akrab disapa Aida itu harus merawat dan menjaga keponakannya yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar.

Sudah bertahun-tahun ia hidup sebatang kara di rumah reyot di Desa Cimanggu, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Rumah tersebut merupakan penginggalan dari neneknya.

Aida saat ini berstatus pelajar siswi SMK di Pandeglang.

Kakak Merantau ke Jakarta

Aida sebenarnya mempunyai seorang kakak perempaun.

Namun, sang kakak saat ini pergi merantau untuk kerja di Jakarta.

Bocah SD yang saat ini tinggal bersama Aida di gubuk reotnya merupakan anak dari kakaknya.

Keponakannya itu dititipkan oleh sang kakak perempuannya pada awal 2021 atau tiga bulan lalu untuk tinggal bersama Aida setelah kakak perempuannya bercerai dan memutuskan merantau bekerja di Jakarta.

Sang kakak menitipkan anaknya bernama Aisyah yang masih berusia 8 tahun kepadanya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved