Berita Palembang
Pembelajaran Tatap Muka Bulan Juli, Nyatanya Vaksin Ke Pendidik di Sumsel Baru Segini
Kalau wilayahnya trend covidnya tinggi tentu pembukaan sekolah ini ditunda, tapi kalau sudah normal artinya tidak banyak kasus lagi boleh dibuka.
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Komisi V DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) mempertanyakan kesiapan Sumsel, terkait wacana pemerintah yang mengumumkan institusi pendidikan dan sekolah bisa melakukan pembelajaran tatap muka (PTM).
Secara terbatas pada tahun ajaran baru mendatang, yang dimulai Juli 2021 di tengah pandemi Covid-19.
Hal ini terungkap, saat Komisi V DPRD Sumsel saat melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas Pendidikan Sumsel (Disdik) Sumsel Reza Fahlevi dan perwakilan Dinas Kesehatan Sumsel Yanuar dan Feri di Ruang Rapat Komisi V DPRD Sumsel.
"Dengan rencana dibukannya sekolah sesuai SK 4 Menteri pada bulan Juli, kami justru menanyakan kesiapan vaksin Covid 19 untuk guru dan siswa dan persiapan rencanaan pembukaan sekolah di tahun ajaran baru. Termasuk distribusi vaksin yang ada di Sumsel sudah berapa persen," kata Wakil Ketua Komisi V Mgs Saiful Padli.
Menurut politisi PKS ini, SKB 4 Menteri tersebut ada catatan yaitu pembukaan proses belajar mengajar tergantung wilayahnya masing-masing.
"Kalau wilayahnya trend covidnya tinggi tentu pembukaan sekolah ini ditunda, tapi kalau sudah normal artinya tidak banyak kasus lagi boleh dibuka, dan memastikan selesaikan dulu vaksin untuk guru-gurunya," ucapnya.
Ia pun mempertanyakan, soal pemberian vaksin di ibu kota kecamatan dan belum menyisir guru-guru yang berada di dusun-dusun daerah terpencil.
Menyikapi hal tersebut, Kadisdik Sumsel Reza Fahlevi menjelaskan untuk pembelajaran tatap muka terbatas (PTM) sering dengan edaran Gubernur Sumsel Desember tahun 2020, dimana Sumsel menunda proses belajar mengajar sampai dengan vaksin guru semuanya sudah mendapatkannya.
"Diharapkan di Juli tahun ajaran baru, semua sudah buka tapi tetap menjaga protokol kesehatan dengan souble shift atau shif-shiefan, ada separuh masuk ada separuh belum, besok separuh masuk , separuh belum," tuturnya.
Mereka juga sudah menyampaikan kepada Dinkes Sumsel, agar ini cepat dimana target di pertengahan mei harapan sudah di vaksin paling akhir SMA/SMK dan SMP diminggu keempat bulan Mei.
"Kalau kita nunggu di RS Siti Fatimah tidak selesai, makanya saya usul kapada Kadinkes, di adakan vaksin massal, tenaga pendidik ini diprioritaskan, kalau ada orangtua yang belum mengizinkan anaknya sekolahn kita fasilitasi dengan daring dan online bukan dipaksakan semuanya harus PTN," ucapnya.
Perwakilan Dinas Kesehatan Sumsel Yanuar dan Feri menjelaskan distribusi vaksin di Sumsel berjalan lancar, dan terakhir vaksin single dosis terserap dan ada beberapa kabupaten kota saja yang tersisa.
"Untuk stok dosis, multi dosis vaksin masih cukup banyak sekitar rata rata 80 sampai 100 ribu di kabupaten/ kota. Sedangkan stok provinsi sekitar 34,900 dosis untuk multi doss vaksin," ucapnya.
Sedangkan penyerapan vaksin sendiri, hampir rata-rata di atas 80 sampai 100 persen lebih. Untuk vaksinasi tenaga pendidikan di Sumsel hampir kabupaten/kota vaksinasinya mencapai di posisi 26 persen ada juga 29 persen, seperti di Banyuasin tapi rata-rata ragenya 25 sampai 29 persen .
"Prioritas vaksin kita untuk tenaga pendidik dan kependidikan sedangkan vaksin untuk siswa mulai TK sampai SMA dibawah umur 18 tahun memang belum menjadi prioritas karena sisi ketersediaan vaksin dimana uji klinisnya untuk diatas 18 tahun," pungkasnya.
Sebelumnya, Pemerintah mengumumkan institusi pendidikan dan sekolah bisa melakukan pembelajaran tatap muka secara terbatas pada tahun ajaran baru mendatang, yang dimulai Juli 2021.