Berita Palembang
Kutuk Aksi Bom di Gereja Katedral Makassar, Pendeta Imanuel Rajiono Imbau Umat Tetap Tenang
Saya sebagai tokoh agama tentunya mengimbau kepada umat Kristiani khususnya di Sumsel untuk menahan diri jangan ada yang bertindak sesuai
Penulis: Melisa Wulandari | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Melihat kondisi Sumatera Selatan berkenaan dengan peristiwa bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar itu adalah suatu hal yang sangat tidak terpuji.
Pendeta di Gereja Baptis Indonesia Palembang Imanuel Rajiono mengatakan saat ditemui setelah divaksin di lantai 3 RS Myria Palembang, kondisi di Palembang dan Sumatera Selatan menurutnya masih sangat relatif aman apalagi aparat kepolisian bertugas secara profesional.
"Kalau boleh dikutuk, kami mengutuk perbuatan perbuatan yang seperti itu tetapi saya sebagai tokoh agama tentunya mengimbau kepada umat Kristiani khususnya di Sumsel untuk menahan diri jangan ada yang bertindak sesuai dengan keinginannya sendiri," kata Rajiono, Senin (29/3/2021).
Serahkan kepada penegak hukum yang sudah dipercaya yaitu aparat kepolisian supaya tetap menindak dan mencari bahkan dalang dibalik peristiwa itu.
"Kira-kira siapa, sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo supaya diusut sampai tuntas ke akar-akarnya. Sekali lagi saya mengimbau kepada umat kristiani di Palembang dan Sumsel tolong tenang, tetap ibadah dengan baik," katanya.
Baca juga: Sengaja Tinggalkan Motor, Penjambret di Palembang Tertangkap dan Ditembak, Ngaku Untuk Beli Sabu
Baca juga: SMKN Sumsel Ubah Nama Jadi UPT SMKN 8 Palembang, Ditanya Kualitas, Ini Penjelasan Disdik Sumsel
Tetapi jangan lupa untuk waspada, Rajiono percaya bahwa Tuhan akan memberkati umatnya dengan baik.
"Saya juga sudah koordinasi dengan keamanan terkait perayaan Paskah nanti khususnya di Palembang ini agar gereja tetapi diperhatikan keamanannya dan jangan sampai apa yang tidak kita inginkan tidak akan terjadi," katanya.
Apabila ada orang yang mencurigakan datang ke gereja selalu ditanya, ada tujuan apa, identitasnya ditanya.
"Kebetulan di gereja kami ada tujuh security, lalu mereka sudah saya antisipasi agar pagar selalu ditutup dan kalau ada tamu ditanya kepentingan dan tujuannya apa," ujarnya.