Isak Tangis di Rumah Bayi Tanpa Tempurung Kepala yang Meninggal, Tak Bergerak saat Ganti Popok
Syarifudin Hidayatullah terlihat menahan air mata saat menceritakan keadaan Naufal sebelum berpulang.
Benar saja, pada pukul 19.00 WIB Naufal kembali sesak nafas dan semakin parah.
Masuk pukul 20.00 Naufal buang air besar cukup banyak dan tidak merespon sama sekali 45 menit kemudian.
"Saat saya panggil perawat, saat diperiksa ternyata sudah berpulang selamanya," kata dia.
Pantauan TribunSolo.com, suasana haru terasa, tangis keluarga pecah mengiringi kepergian Muhammad Arrkan Naufal Hidayatulla.
Syarifudin mengatakan, dirinya tetap bersyukur masih diberikan kesempatan merawat anaknya tersebut sampai 21 hari.
"Di kandungan di vonis tidak bisa bertahan lama," ungkap Syarifudin sambil mengusap air matanya yang jatuh.
Tak lupa, Syarifudin berterimakasih pada semua pihak yang membantu Naufal semasa hidupnya.
"Terimakasih kepada donatur-donatur yang membantu Naufal, semoga amal ibadahnya berkah dan semoga Naufal tenang di sisi Allah SWT," tutup Syarifudin.
Sebelumnya, Sorot mata Ayu Endang Pujiati (29) nampak sayu ketika dirinya bercerita tentang Muhammad Arrkan Naufal Hidayatullah.
Anak kedua Ayu bersama Syarifudin Hidayatullah (31) tersebut terlahir tanpa tempurung kepala.

Ia lahir pada 22 Februari 2021 dengan berat 3 kilogram dan tinggi badan 4,8 sentimeter di sebuah rumah sakit swasta Kota Solo.
Ayu sebenarnya sudah mengetahui kondisi Arrkan sejak kandungannya berusia 4 bulan.
"Sedih dan terpukul saat tahu pertama kali. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah bentuk nyawa. Kalau dihentikan, kasihan," ucapnya kepada TribunSolo.com, Minggu (7/3/2021).
Warga Sidorejo RT 1 RW 1, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo itu kekeh mempertahankan kandungan, meski mereka tahu risiko yang akan ditanggung.
"Dokter sempat mendiagnosa bayi akan meninggal 1 atau 2 jam setelah persalinan," ucapnya.